PROKAL.CO, Gelombang protes terhadap pelaksanaan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Banjarbaru 2024 terus bergulir.
Kritik datang dari berbagai kalangan, termasuk pakar hukum, pemantau pemilu, akademisi, hingga masyarakat umum.
Mereka menyuarakan kekecewaan atas proses pemilu yang dinilai mencederai hak demokrasi warga Banjarbaru.
Salah satu pihak yang aktif menyuarakan protes adalah Fraksi Rakyat Indonesia (FRI) Kalimantan Selatan (Kalsel).
Mereka menggelar unjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru pada 26 November lalu.
Aksi ini menggambarkan kekecewaan mendalam masyarakat terhadap penyelenggaraan Pilwali yang dianggap tidak adil.
Baca Juga: Harga CPO dan Kernel di Pasar Global Melonjak, Harga TBS Sawit Ikut Terdongkrak
Hari ini, protes serupa kembali terjadi. Aliansi Masyarakat Banjarbaru Peduli Demokrasi menggelar demonstrasi yang direncanakan berlangsung di Sekretariat DPRD dan KPU Kota Banjarbaru.
Koordinator aksi, Rachmadi, menyatakan bahwa gerakan ini adalah upaya nyata untuk menuntut keadilan.
“Ini murni gerakan masyarakat yang ingin menyelamatkan wajah demokrasi di Banjarbaru. Hak demokrasi kami telah dirampas, dan sekarang saatnya bersuara,” tegasnya pada Minggu malam (1/12).
Rachmadi memprediksi jumlah massa akan melebihi estimasi awal yang hanya 100-500 orang, karena antusiasme warga dari lima kecamatan cukup tinggi.
Ia juga menegaskan bahwa protes ini tidak didasari oleh kepentingan politik tertentu, tetapi sebagai bentuk ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses pemilu yang dianggap bermasalah.