Tanggapan Akademisi
Gerakan protes ini dinilai wajar oleh Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia Pengda Kalsel, Ir. Achmad Rafieq.
Menurutnya, protes mencerminkan ketidakpuasan mendalam terhadap jalannya Pilkada di Banjarbaru.
“Masyarakat merasa demokrasi di kota ini telah dirusak dengan cara yang mencolok,” ujarnya. Ia mendorong masyarakat untuk tetap menggunakan cara yang cerdas dan damai dalam menyampaikan aspirasi.
Rafieq juga mengapresiasi kedewasaan warga Banjarbaru dalam berdemokrasi. Sebagai akademisi yang lama tinggal di Banjarbaru, ia menyebut karakter masyarakat di kota ini cukup cerdas dan tetap menjunjung tinggi hukum serta ketertiban sosial.
“Ini bukan sekadar tentang pasangan calon tertentu. Protes ini adalah ungkapan bahwa masyarakat menolak ketidakadilan dan tidak bisa dibeli dengan uang,” tambahnya.
Rafieq berharap aksi-aksi serupa dapat terus memperjuangkan keadilan, namun tetap dilakukan dalam koridor hukum yang berlaku. “Perjuangkan keadilan demokrasi, tetapi jangan sampai keluar dari jalur hukum,” pesannya.