PROKAL.CO, SAMARINDA-Jembatan Achmad Amins dulunya dikenal dengan sebutan Jembatan Mahkota II. Kini diberi nama wali kota Samarinda dua periode itu yang memerintah Kota Tepian sejak tahun 2000 hingga 2010. Tepatnya penggantian nama itu dilakukan pada 10 Juni 2021.
Jembatan kedua di atas Sungai Mahakam, Samarinda, ini menghubungkan Sungai Kapih di Kecamatan Sambutan dengan Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.
Baca Juga: Jembatan Achmad Amins Ditutup Lagi: Pemerintah Samarinda Akan Pastikan Keamanan Infrastruktur Vital
Panjangnya 1.428 meter, dan menjadi jembatan terpanjang di Kalimantan Timur (Kaltim).
Proyek Jembatan Achmad Amins dimulai pada 2002. Pembangunannya sempat dihentikan karena tidak mendapat pembiayaan dari APBN. Ini karena ada rencana pemindahan Pelabuhan Samarinda dan penyelesaian pelabuhan peti kemas Palaran.
Saat itu, kabarnya, jika pembangunan jembatan terus dilanjutkan, maka akan mengganggu lalu lintas pelayaran Sungai Mahakam.
Pembiayaan proyek Jembatan Mahkota II pun dialihkan untuk membangun Jembatan Mahakam Ulu (Mahulu) yang tidak mengganggu pelayaran menuju Pelabuhan Samarinda, dan akhirnya malah rampung duluan.
Baca Juga: Terkait Kelayakan Jembatan Achmad Amins, Komisi III DPRD Samarinda Angkat Suara
Jembatan Achmad Amins kembali dilanjutkan pembangunannnya, dan saat itu ditarget bisa digunakan pada 21 Januari 2017.
Meski sudah diresmikan dan dibuka untuk umum, penggunaannya masih dibatasi. Saat ini, hanya kendaraan roda dua, mobil pribadi, dan kendaraan roda tiga seperti pengangkut sampah yang diperbolehkan melintas.
Truk dan kendaraan berat lainnya belum diizinkan menggunakan jembatan tersebut.
Keputusan ini diambil untuk mengurangi beban pada struktur jembatan yang masih dalam tahap pemantauan dan evaluasi. Kapasitas jembatan harus benar-benar diperhitungkan.
Baca Juga: Jembatan Achmad Amins di Samarinda Resmi Dibuka, Ini Alasan Pembatasan Kendaraan dan Keamanannya
Sejak jembatan ini diresmikan, telah dilakukan beberapa kali penutupan untuk perbaikan. Salah satu perbaikan yang paling signifikan adalah pergerakan pylon yang mengharuskan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap struktur jembatan.