“Ya pasti kita minta juga ke mereka, karena KSOP juga paling bertanggung jawab. Jika pengolongan kapal jika dilakukan dengan baik maka tidak terjadi insiden, sudah dipaparkan pada rapat, ini kan menyangkut nyawa, keselamatan mesti ada bertanggung jawab termasuk pihak perusahaan,” tegasnya.
Untuk pihak perusahaan pemilik kapal tongkang pengangkut kayu yang tidak hadir dalam rapat kali ini, Sabaruddin pun mengatakan akan memanggil. Tak hanya itu, dinas terkait juga ia minta untuk membuat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) agar menghitung apa yang mesti dilakukan pihak perusahaan dalam membenahi dampak dari tabrakan.
Ia berkomitmen mengawal agar perusahaan membangun kembali fender yang dihantam kapal tongkang bermuatan kayu tersebut dan bertanggung jawab penuh untuk menyelesaikan hal ini.
“Kami akan memanggil kembali pihak perusahaan yang menabrak itu, pasti akan kami panggil. Mereka harus bertanggung jawab dan membangun kembali fender, tidak boleh lari dari tanggung jawab, saya sudah perintahkan Dinas PU untuk membuat RKA,” pungkasnya.
Sekprov Kaltim Sri Wahyuni menyebut bahwa memperhatikan keselamatan masyarakat, pemerintah juga sepakat untuk menutup sementara aktivitas di Jembatan Mahakam.
Sri juga menegaskan meski ini Jembatan Mahakam Samarinda merupakan aset milik nasional, namun keinginan dalam rapat agar Jembatan Mahakam yang sudah berusia 38 tahun ini agar tidak beroperasi sementara, tentu akan disampaikannya dan dikoordinasikan lebih lanjut.
Rencananya, lalu lintas pengendara dari segmen Samarinda Seberang dan sekitarnya ke arah pusat Kota Samarinda akan dialihkan lalu lintasnya ke Jembatan Mahakam IV yang bersebelahan tepat di Jembatan Mahakam yang lama.
“Ya tentu akan saya sampaikan, termasuk kepada pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk rekayasa lalu lintasnya agar dua arah (ke Jembatan Mahakam IV). Jembatan Mahakam (lama) merupakan kewenangan dan aset Kementerian PU, sehingga perlu dikomunikasikan untuk penerapan hasil RDP tersebut dengan dasar pertimbangan teknis dari BBPJN,” katanya.
Sementara itu, saat dihubungi via sambungan telepon oleh media ini, Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio mengungkapkan, pihaknya bersama dengan instansi terkait sudah melakukan rapat dalam membahasan bagaimana kondisi jembatan Mahakam, pada Kamis (20/2) kemarin.
Hendro pun mengungkapkan, dari hasil pantuannya kondisi jembatan mahakam saat ini berstatus aman, sehingga tidak perlu ada penutupan.
“Jadi tidak perlu ada penutupan, tapi kita segera perlu membangun fender lagi, untuk menggantikan fender yang tertabrak dan sudah hilang itu," tegasnya.
Hendro juga mengungkapkan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan yang membawa tongkang itu, untuk di mintai pertanggungjawabannya.
“Jadi kita akan segera kelapangan untuk menghitung berapa kebutuhan membuat fender itu dan termasuk perbaikan jembatan,” bebernya.
Lalu, untuk menghindari lagi ada kejadian serupa, nantinya akan ada sebuah tulisan untuk menginformasikan terkait dengan ketinggian jembatan agar transportasi yang melintasi bawah jembatan dapat lebih berhati-hati kedepannya.
"Akan ada tulisan itu tinggi air dan jembatan nanti, dibantu juga nanti sama Unmul untuk memasang sensor disana. Jadi ketahuan tinggi muka air ke Jembatan," bebernya.