Pembangunan Terowongan Sultan Alimuddin–Kakap hampir rampung. Dengan progres fisik mencapai 98 persen, proyek ini diharapkan jadi solusi jangka panjang untuk mengurai kemacetan parah di kawasan Gunung Manggah dan Jalan Otto Iskandardinata.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menargetkan pada kontraktor, paling lambat harus sudah rampung pada Juni mendatang.
Dirinya mengakui pembangunan terowongan dipilih karena lebih efisien dibanding rencana jalan layang yang pernah dikaji. Selain hemat biaya, terowongan juga dibangun tanpa membongkar gunung atau merusak lingkungan.
"Kalau jalan layang Rp 750 miliar, terowongan cukup Rp 400 miliar, dan tidak ganggu alam," ujarnya, Selasa (22/4). Sementara itu, Pemprov Kaltim berencana membangun Coastal Road sebagai jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan di Jalan Otto Iskandardinata.
Hal ini pun mendapat sambutan baik dari Andi Harun, meski demikian ia juga mengingatkan pentingnya keterlibatan Pemkot Samarinda, lantaran proyek itu bersentuhan langsung dengan warga sekitar, terutama yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan di Selili.
“Saya apresiasi untuk perencanaan itu. Kami berharap diundang agar tahu di mana letak kami bisa membantu,” ucapnya. Ia mengakui kemacetan di Gunung Manggah tak cukup diatasi dengan terowongan saja. Solusi idealnya adalah menurunkan elevasi jalan di kawasan itu. Namun, karena status jalannya milik provinsi, Pemkot tak punya kewenangan untuk melakukan perubahan.
Untuk mendukung operasional terowongan, Pemkot Samarinda menyiapkan pelebaran Jalan Sultan Alimuddin, Jalan Sejati, dan Jalan Kakap. Saat ini juga sudah dikomunikasikan dengan Pemprov Kaltim agar bisa memanfaatkan sebagian lahan di sekitar pagar RS Atma Husada.
”Bangun Coastal Road itu kan mahal. Bagaimana kalau pemprov bantu kami melebarkan jalan. Kami kerja kerasnya, tinggal pemprov bantu dananya. Kerja sinergi itu jauh lebih maksimal, saya pasti laju karena kepentingannya untuk rakyat,” tuturnya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Neneng Chamilia Santi, mengatakan pengecoran segmen terakhir masih berlangsung dan menjadi tahapan krusial sebelum pengujian akhir.
"Pengecoran lining segmen terakhir sekarang dikerjakan. Setelah itu baru masuk tahap uji struktur final," jelasnya. Ia menyebut terowongan ini dirancang satu arah dua lajur dan dapat dilalui kendaraan besar, namun analisis lalu lintas masih menunggu kajian lanjutan dari Dinas Perhubungan.
“Seperti tronton bisa lewat, tapi analisa akhir lalu lintas tetap dari dinas perhubungan,” pungkasnya. (hun/nha)