sport

Hidupkan Kembali Olahraga Tradisional, Dispora Kaltim Gandeng Komunitas

Rabu, 16 Juli 2025 | 13:00 WIB
AA Bagus

SAMARINDA- Di tengah gempuran olahraga modern dan digitalisasi gaya hidup, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) justru melangkah ke arah sebaliknya: menghidupkan kembali semangat olahraga tradisional. Tak sendirian, langkah ini mereka tempuh bersama komunitas dan masyarakat lokal yang punya semangat serupa.

Salah satu bentuk kolaborasinya terlihat dalam persiapan menuju Pekan Olahraga Tradisional Nasional (Potratnas). Selain menggelar seleksi di tingkat daerah, Dispora juga menggandeng berbagai komunitas budaya dan olahraga sebagai mitra strategis untuk memperluas jangkauan.

“Kita tidak bisa mengandalkan jalur formal saja. Komunitas justru punya peran besar dalam menjaga nyala semangat olahraga tradisional di tengah masyarakat,” ujar Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta.

Salah satu komunitas yang aktif berkontribusi adalah Komunitas Burung Rajawali, yang belum lama ini sukses menggelar kegiatan lintas daerah di GOR Kadrie Oening Samarinda. Event tersebut menyatukan peserta dari Balikpapan, Samarinda, hingga Kutai Kartanegara dalam semangat kebersamaan dan pelestarian budaya.

Bagi Dispora, momen seperti ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tapi juga sebagai ruang edukasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dalam permainan tradisional seperti egrang, sumpit, dan begasing—yang mulai terlupakan.

“Kami ingin anak-anak zaman sekarang tahu bahwa olahraga tradisional bukan hanya sejarah. Ia punya nilai edukasi, sportivitas, dan filosofi budaya yang sangat dalam,” jelas Bagus.

Seleksi Potratnas Kaltim dijadwalkan berlangsung pada 9 Juli, melibatkan peserta dari tujuh kabupaten/kota. Sementara jadwal pelaksanaan tingkat nasional masih menunggu konfirmasi dari Kemenpora, yang diperkirakan jatuh pada bulan September.

Meski demikian, bagi Dispora, tujuan utama bukan sekadar tampil dalam kompetisi nasional. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi cara untuk memperkuat jati diri dan karakter generasi muda lewat olahraga berbasis kearifan lokal.

“Kalau kita bisa gabungkan semangat komunitas dengan dukungan pemerintah, saya percaya olahraga tradisional bisa kembali berjaya. Bahkan bisa jadi identitas olahraga daerah yang membanggakan,” tambahnya.

Dispora pun terus membuka ruang kerja sama dengan berbagai pihak—baik sekolah, komunitas, maupun instansi lain—untuk memperkuat posisi olahraga tradisional di tengah kehidupan masyarakat modern.

Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis kolaborasi, olahraga tradisional bukan hanya bisa bertahan, tapi juga berkembang menjadi medium pembinaan atlet dan pelestarian budaya yang berkelanjutan. “Kami ingin olahraga tradisional jadi kebanggaan, bukan nostalgia semata,” tutupnya. (adv/dispora/i)

Tags

Terkini