• Minggu, 21 Desember 2025

Joshua Van, Petarung Asia Tenggara Pertama Raih Gelar UFC

Photo Author
- Senin, 8 Desember 2025 | 10:15 WIB
Bahu Pantoja dislokasi, Van jadi juara.
Bahu Pantoja dislokasi, Van jadi juara.

 

LAS VEGAS – Dunia olahraga kombat dibuat geger oleh penampilan Joshua Van, seniman bela diri muda asal Myanmar, yang baru saja dinobatkan sebagai petarung Asia Tenggara pertama yang meraih gelar juara di arena Ultimate Fighting Championship (UFC).

Van mengukir sejarah setelah berhasil mengalahkan juara bertahan kelas terbang (flyweight), Alexandre Pantoja, melalui TKO (cedera) pada ronde pertama di UFC 323, yang berlangsung di T-Mobile Arena, Amerika Serikat, Minggu (7/12/2025).

Pertarungan perebutan gelar kelas terbang ini berakhir dalam waktu yang sangat singkat. Di awal Ronde Pertama, Alexandre Pantoja sempat melancarkan tendangan ke arah Joshua Van. Namun, petarung muda itu segera bereaksi dengan menangkap kaki Pantoja dan mendorongnya ke tepi octagon.

Baca Juga: Bikin Merab Dvalishvili Bonyok, Petr Yan Rebut Kembali Tahta Kelas Bantam UFC 

Saat mencoba menahan diri agar tidak terjatuh akibat dorongan tersebut, tangan Pantoja mengalami dislokasi. Insiden cedera ini memaksa duel harus dihentikan, dan Pantoja langsung dibawa keluar octagon dengan tangan yang cedera.

Joshua Van pun dinobatkan sebagai raja baru kelas terbang melalui TKO (cedera) dan mencatatkan sejarah sebagai petarung MMA pertama asal Myanmar yang menjadi juara di UFC. Kemenangan kilat ini dilaporkan terjadi hanya dalam waktu 26 detik.

Sosok Joshua Van, yang kini menjadi perhatian dunia, adalah petarung MMA muda yang lahir di Hakha, Myanmar, pada 10 Oktober 2001. Ia berkompetisi di kelas terbang (125 pound) dengan postur tinggi 168 cm.

Perjalanan hidup Van penuh perjuangan. Ia terpaksa pindah dari Myanmar ke Malaysia pada usia 10 tahun karena negara asalnya dilanda konflik militer dan politik. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2013, Van dan keluarganya memutuskan bermigrasi ke Houston, Texas, Amerika Serikat, di mana karier MMA-nya mulai berkembang pesat.

"Konflik militer di Myanmar selalu buruk. Bahkan semakin buruk. Saat itu, orang tua saya mencari pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Mereka memikirkan kami (anak-anaknya). Mereka ingin datang ke sini dan mencari pendidikan dan kebebasan yang lebih baik," kata Van, dikutip dari Essentially Sports.

Kemenangan ini secara resmi menempatkan Joshua Van tidak hanya sebagai representasi Myanmar, tetapi juga sebagai kebanggaan bagi seluruh Asia Tenggara di panggung olahraga tempur global.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X