SAMARINDA- Karate Kalimantan Timur (Kaltim) terus berbenah untuk meningkatkan kualitas. Tak hanya menyiapkan atlet terbaik, pembinaan juga difokuskan pada peningkatan kualitas pelatih, wasit, dan juri. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim bersama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Kaltim menilai penguatan sumber daya manusia (SDM) adalah kunci untuk meraih prestasi.
Salah satu langkah nyata adalah pelaksanaan akreditasi pelatih dan wasit/juri karate pada 3–4 September 2025 di Aula Tower Kadrie Oening Samarinda. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Karate Piala Gubernur Kaltim pada 5–7 September. Rangkaian agenda tersebut dirancang untuk memperkuat sistem pembinaan karate daerah.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, menegaskan akreditasi sangat penting dalam mempersiapkan SDM andal, terutama menjelang PON Beladiri di Kudus pada Oktober mendatang.
“Ini bagian dari strategi menyongsong PON. Kami ingin memastikan pelatih dan wasit memiliki kualitas terbaik. Prestasi atlet tak akan maksimal tanpa dukungan SDM yang mumpuni,” ungkap Rasman.
Sementara itu, Thomas Anda Siaga, Kabid Bina Prestasi FORKI Kaltim, menjelaskan bahwa peningkatan kualitas empat pilar pembinaan — pengurus, pelatih, wasit/juri, dan atlet — harus berjalan seimbang. Akreditasi dua hari penuh itu mencakup teori dan praktik yang langsung diaplikasikan pada kejurprov.
“Kami ingin memastikan semua perangkat pertandingan siap menghadapi kompetisi lebih besar. Selain itu, ini juga bagian dari persiapan Kejurnas FORKI 2026 yang akan digelar di Kaltim. Targetnya, sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi,” tegas Thomas.
Prestasi karate Kaltim saat ini menunjukkan tren positif. Sejak FORKI Kaltim dipimpin oleh Seno Aji, sejumlah kemajuan diraih. Salah satunya, ada atlet Kaltim yang kini masuk pelatnas di Jakarta. “Dulu medali emas PON terasa sulit, sekarang atlet kita sudah masuk radar nasional. Setiap bulan ada saja kejuaraan yang diikuti,” ungkap Thomas.
Namun, tantangan besar masih dihadapi, khususnya terkait pembiayaan wasit untuk mengikuti akreditasi internasional. Saat ini, Kaltim hanya memiliki dua wasit Asia dan satu wasit dunia asal Berau. Dukungan penuh dari pemerintah dan KONI menjadi kebutuhan mendesak.
“Biaya ujian wasit internasional cukup tinggi. Sering kali Ketua Umum FORKI membantu dengan dana pribadi. Ke depan, kami berharap dukungan lebih optimal dari Dispora maupun KONI,” jelas Thomas.
Dengan SDM yang terus diperkuat dan agenda kompetisi yang terjadwal, karate Kaltim semakin optimistis menyongsong masa depan. Dispora Kaltim memastikan pembinaan dilakukan menyeluruh, baik pada atlet maupun perangkat pertandingan.
“Prestasi karate Kaltim harus dibangun secara sistematis, bukan instan,” pungkasnya. (adv/dispora/i)