sport

Khabib Nurmagomedov Kenang Hancurkan McGregor: Rasanya Seperti Liburan ke Maladewa

Kamis, 13 November 2025 | 11:00 WIB
Duel epik antara Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor pada 7 Oktober 2018 jadi salah satu tayangan pay per view tertinggi UFC. Mereka juga masuk dalam petarung yang dibayar paling tinggi.


PROKAL.CO – Legenda UFC asal Rusia, Khabib Nurmagomedov, kembali mengenang momen paling berkesan dan kontroversial dalam kariernya: saat ia menghancurkan rival terbesarnya, Conor McGregor, di ajang UFC 229 pada tahun 2018.

Pertarungan yang memecahkan rekor sebagai duel terlaris dalam sejarah UFC itu berakhir dengan kemenangan dominan bagi Khabib, yang sukses menaklukkan McGregor lewat kuncian (submission) di ronde keempat, sekaligus mempertahankan sabuk juara kelas ringan.

Meskipun diwarnai insiden ricuh setelah Khabib melompati pagar oktagon dan menyerang tim McGregor, yang berujung pada sanksi larangan bertanding, Khabib justru menyebut duel itu sebagai momen yang paling menyenangkan dalam hidupnya.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Ungkap Impian Dirikan Sekolah Gulat di Palestina

"Saya Bisa Menikmatinya"

Dalam sebuah acara media di Chicago, Khabib membagikan perasaannya mengenai momen tersebut.

“Satu hal yang sangat indah di dunia ini: ketika kamu tidak suka seseorang, kamu masuk ke dalam oktagon, kamu hancurkan dia, dan mereka malah membayarmu,” kata Khabib, dikutip dari S Khalil.

Ia membandingkan pengalaman tersebut dengan konsekuensi jika hal itu terjadi di luar arena. “Kalau kamu melakukan itu di luar arena, kamu pasti dipenjara. Tapi waktu itu, saya bisa menikmatinya. Rasanya seperti liburan ke Maladewa. Itu momen yang sudah lama saya tunggu.”

Usai menaklukkan McGregor, Khabib melanjutkan dominasinya dengan mempertahankan gelar dua kali lagi (melawan Dustin Poirier dan Justin Gaethje) sebelum memutuskan pensiun pada tahun 2020 dengan rekor sempurna 29 kemenangan tanpa kekalahan.

Khabib menegaskan bahwa keputusan pensiunnya bukan karena kehilangan motivasi, melainkan karena janji yang ia berikan kepada ibunya. Ia berjanji tidak akan lagi bertarung tanpa kehadiran sang ayah dan pelatihnya, Abdulmanap Nurmagomedov, yang meninggal dunia pada tahun 2020.

“Bukan hanya soal ibu, tapi seluruh situasi yang terjadi saat itu,” ujar Khabib. “Kalau ayah saya masih hidup, mungkin saya masih bertarung beberapa kali lagi. Tapi setelah beliau tiada, saya bicara jujur dengan ibu saya. Itu keputusan sulit, tapi saya memilih untuk memenuhi keinginannya.”

Ia menceritakan betapa cepatnya semua terjadi setelah kepergian ayahnya. “Dunia menunggu, tapi saya memilih apa yang diinginkan ibu,” tutupnya. (*)

Terkini