Menjelang pertemuan Indonesia versus Laos, pelatih Timnas Laos Ha Hyeok-jun memuji pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong sebagai pelatih legendaris dari Korea Selatan. Pelatih yang sama-sama berasal dari Korea Selatan tersebut mengaku dirinya sangat antusias jelang pertandingan ini dan menurutnya STY telah memberikan dampak positif kepada skuad Indonesia.
Dirinya sadar jika ia belum memiliki banyak pengalaman pada sepak bola Asia Tenggara, namun dirinya menegaskan jika gaya permainannya berbeda dengan pelatih-pelatih Korea Selatan yang sempat melatih di kawasan ASEAN.
Baca Juga: Indonesia vs Laos, Garuda Muda Tak Ada Beban
"Sekarang di Indonesia saya juga menganggap coach Shin sebagai salah satu coach legendaris dari Korea Selatan yang melatih di Asia Tenggara. Dan sebagai pendatang terbaru, dibandingkan dengan pelatih lain, saya baru saja mulai," jelas Ha.
"Tapi kami ini punya gaya permainan yang berbeda, strategi dan taktik yang berbeda. Kita akan menunjukkan Laos punya gaya permainan, taktik, dan strategi yang berbeda untuk menghadapi pertandingan melawan Indonesia," sambungnya.
TAK ADA ROTASI
Tidak ada rotasi pemain melawan Laos walaupun mereka menjadi tim paling lemah di Grup B setelah Myanmar yang sudah dikalahkan Indonesia. Shin Tae-yong menegaskan Indonesia akan menurunkan susunan permainan terbaik melawan negara peringkat 186 dunia tersebut nanti malam.
Artinya, Struick dan Asnawi yang masuk pada babak kedua melawan Myanmar karena alasan kebugaran, kemungkinan besar akan tampil sejak menit awal melawan Laos. Begitu juga mungkin Victor Dethan akan mengisi posisi sayap kanan untuk menggantikan peran yang sebelumnya diemban Arkhan Kaka.
Dengan kedalaman skuad yang tidak begitu baik dari 24 pemain yang dibawanya di turnamen ini, pelatih asal Korea Selatan itu tak memilih rotasi karena ingin menjaga chemistry pemain-pemain terbaiknya.
Terlebih, ritme bermain dengan susunan pemain terbaik juga perlu dijaga karena Indonesia akan menghadapi dua lawan terberat di Grup B setelah Myanmar dan Laos, yaitu Vietnam (peringkat 116 dunia) dan Filipina (peringkat 149 dunia).
Pelatih Shin Tae-yong menyatakan tidak akan banyak rotasi sehingga tidak begitu banyak pemain yang bisa digantikan.
Di samping itu, Shin Tae-yong juga masih terbuka untuk melakukan eksperimen menempatkan pemain di luar posisi alamiahnya di timnas. Seperti halnya kontra Myanmar, posisi Dony, Arhan, dan Asnawi menjadi sorotan.
Sebagai pemain kidal, Arhan yang biasa bermain di posisi bek sayap kiri, mengisi peran bek sayap kanan, sedangkan sebaliknya, Asnawi yang biasa bermain di posisi bek sayap kanan, memainkan bek sayap kiri.
Shin Tae-yong ingin Asnawi dan Arhan ingin kedua pemainnya itu memberikan variasi crossing yang lebih langsung mengarah ke gawang. Sialnya, eksperimen ini tak berjalan mulus. Dari tiga kali kesempatan crossing, Asnawi dan Arhan hanya berhasil menemui sasaran satu kali. Tujuan lain eksperimen ini adalah untuk memperbesar bahaya Indonesia dipertahanan Myanmar dari cutting inside yang juga tak berjalan sesuai rencana.
Begitu pun dengan Dony, pemain Persija Jakarta itu ditempatkan di barisan bek tengah untuk meng-cover area kiri, bersama Kadek Arel di tengah, dan Muhammad Ferarri di area kanan. Peran Dony mirip dengan peran yang dimainkan Calvin Verdonk di timnas senior.