• Minggu, 21 Desember 2025

Banjir Besar di Pakistan, 344 Orang Tewas dan 150 Hilang

Photo Author
- Selasa, 19 Agustus 2025 | 12:12 WIB
Para penyintas banjir berkumpul di dekat sisa-sisa bangunan yang rusak dan dikelilingi bebatuan besar di distrik Buner, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, pada Minggu, (17/8).
Para penyintas banjir berkumpul di dekat sisa-sisa bangunan yang rusak dan dikelilingi bebatuan besar di distrik Buner, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, pada Minggu, (17/8).

 

PAKISTAN — Tim penyelamat Pakistan pada Minggu (18/8) terus menggali rumah-rumah yang terkubur bebatuan besar akibat banjir bandang dan tanah longsor yang telah menewaskan sedikitnya 344 orang. Lebih dari 150 orang masih dilaporkan hilang.

Hujan deras sejak Kamis mengguyur berbagai wilayah Pakistan, menyebabkan banjir, meluapnya air, hingga longsor yang menyapu seluruh desa dan menjebak warga di bawah reruntuhan. Korban terbanyak, yakni 317 jiwa, tercatat di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Di distrik Buner saja, sedikitnya 208 orang meninggal dunia dan “10 hingga 12 desa” sebagian besar terkubur, menurut pejabat setempat.

“Kami melihat semua rumah, bangunan, dan kendaraan tersapu seperti potongan kayu,” kata Suleman Khan, seorang guru yang kehilangan 25 anggota keluarganya. Kepala Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Asfandyar Khattak, mengatakan korban hilang bisa saja tertimbun reruntuhan rumah atau terseret arus banjir.

Di distrik Shangla, puluhan orang juga dilaporkan hilang. Sekitar 2.000 petugas penyelamat masih berjuang di sembilan distrik terdampak, meski hujan deras menghambat upaya pencarian.

“Operasi penyelamatan masih berlangsung, tetapi peluang menemukan korban selamat sangat tipis,” kata juru bicara badan penyelamat provinsi, Bilal Ahmad Faizi.

Jurnalis AFP di lokasi melaporkan kendaraan dan perabotan rumah warga tertimbun lumpur, sementara toko dan rumah hancur. Listrik baru kembali menyala pada Minggu sore setelah padam berhari-hari. Seorang penggali kubur, Qaiser Ali Shah, mengaku sudah menggali 29 liang lahat dalam dua hari terakhir, termasuk enam kuburan untuk anak-anak. “Setiap kali menggali, rasanya seperti menggali untuk anak saya sendiri,” ujarnya dengan pilu.

Pemerintah provinsi telah menetapkan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Swat, Shangla, Mansehra, dan Battagram sebagai daerah bencana.

“Kami mohon pemerintah segera mengirimkan alat berat untuk mengevakuasi orang-orang yang masih tertimbun,” pinta warga Buner, Bakht Rawan.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X