Akhirnya perang Gaza dihentikan. Kesepakatan damai didapat setelah delegasi Israel dan Hamas mengadakan negosiasi yang dimediasi oleh mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat di resor Laut Merah Mesir, Sharm el-Sheikh, sejak Senin (6/10).
Setelah beberapa hari negosiasi, kedua belah pihak menyetujui "tahap pertama" dari rencana perdamaian yang didukung Trump, yang mencakup gencatan senjata dan pembebasan sejumlah sandera dan tahanan. Hamas sendiri secara resmi mengumumkan telah mencapai kesepakatan yang bunyinya sebagai berikut:
Atas nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Menyusul negosiasi yang bertanggung jawab dan serius yang dilakukan oleh Gerakan dan faksi-faksi perlawanan Palestina mengenai usulan Presiden Trump di Sharm El Sheikh, yang bertujuan untuk menghentikan perang pemusnahan terhadap rakyat Palestina dan penarikan pendudukan dari Jalur Gaza; Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan tercapainya kesepakatan yang menetapkan diakhirinya perang di Gaza, penarikan pendudukan dari sana, masuknya bantuan, dan pertukaran tahanan.
Kami sangat menghargai upaya saudara-saudara penengah di Qatar, Mesir, dan Turki, dan kami juga menghargai upaya Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk menghentikan perang secara permanen dan penarikan penuh pendudukan dari Jalur Gaza.
Kami menyerukan kepada Presiden Trump, negara-negara penjamin perjanjian, dan berbagai pihak Arab, Islam, dan internasional, untuk memaksa pemerintah pendudukan agar sepenuhnya melaksanakan persyaratan perjanjian, dan tidak membiarkannya mengelak atau menunda-nunda dalam menerapkan apa yang telah disepakati.
Kami mengapresiasi rakyat kami yang hebat di Jalur Gaza, di Al-Quds, Tepi Barat, dan di dalam maupun di luar negeri, yang telah mencatat prestasi gemilang, heroisme, dan kehormatan yang tak tertandingi, serta melawan proyek-proyek pendudukan fasis yang menyasar mereka dan hak-hak nasional mereka. Pengorbanan dan sikap mulia ini berhasil menggagalkan rencana pendudukan "Israel" untuk penaklukan dan pengusiran.
Kami menegaskan bahwa pengorbanan rakyat kami tidak akan sia-sia, dan bahwa kami akan tetap setia pada perjanjian, dan tidak akan mengabaikan hak-hak nasional rakyat kami sampai kebebasan, kemerdekaan, dan penentuan nasib sendiri tercapai.
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengumumkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza akan segera berlaku setelah pemerintah Israel menyetujuinya.
Kesepakatan tersebut merupakan penghentian final dari konflik di Gaza, kata Hamdan kepada Alaraby Television Network Qatar dalam sebuah wawancara.
Ia pun menekankan bahwa pertukaran tahanan tidak akan terjadi sampai penghentian konflik menyeluruh diumumkan. "Gencatan senjata seharusnya berlaku pukul 12.00 waktu setempat (16.00 WIB), tetapi kesepakatan tersebut masih membutuhkan persetujuan pemerintah Israel. Oleh karena itu, masyarakat internasional harus memantau perilaku Israel guna memastikan kepatuhan mereka terhadap kesepakatan ini dan mencegah upaya-upaya untuk membatalkannya," ujar Hamdan.
Dia mengatakan fase pertama dari kesepakatan tersebut akan mencakup penarikan pasukan Israel dari "Gaza City, wilayah utara Gaza, Rafah, dan Khan Younis, serta pembukaan lima perlintasan untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan."
"Operasi drone di wilayah udara Jalur Gaza akan dihentikan selama proses pembebasan tahanan," yang akan melibatkan "250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 tahanan lainnya," ujarnya. "Badan-badan internasional akan mengawasi penyaluran bantuan," imbuhnya. (*)