internasional

Korban Tewas Akibat Gempa di Myanmar Melonjak, Pemerintah Junta Militer Minta Bantuan Internasional

Indra Zakaria
Sabtu, 29 Maret 2025 | 07:15 WIB
Kerusakan akibat gempa di Myanmar.

Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat di Myanmar, Jumat, meningkat menjadi 144 orang, dengan ratusan lainnya mengalami luka-luka, membuat pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengajukan permohonan bantuan internasional.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Min Aung Hlaing memperingatkan bahwa jumlah korban masih bisa bertambah, mengingat gempa tersebut menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah. "Korban tewas akibat gempa yang berpusat di Mandalay telah mencapai 144 orang, dengan 732 lainnya terluka," ujarnya.

Baca Juga: Myanmar Dihantam Gempa Bumi Dahsyat 7,7 Magnitudo, Getaran Terasa di Bangkok Hingga China

Ia juga meminta bantuan internasional seiring upaya pencarian dan penyelamatan yang terus dilakukan di wilayah terdampak.

Sementara itu, di Thailand, sedikitnya enam orang tewas, sementara 117 lainnya terjebak atau dinyatakan hilang setelah sebuah gedung pencakar langit di Bangkok runtuh akibat gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang berpusat di wilayah Sagaing, Myanmar, pada Jumat. Menurut Survei Geologi AS (US Geological Survey), gempa pertama diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo hanya dalam jeda 12 menit kemudian.

BANTUAN

PBB mengerahkan seluruh upaya untuk membantu Myanmar setelah negara itu diguncang gempa bumi bermagnitudo 7,7 pada Jumat, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres

“Pemerintah Myanmar telah meminta dukungan internasional, dan tim kami di Myanmar sudah menghubungi untuk mengerahkan sepenuhnya sumber daya kami di wilayah tersebut guna mendukung rakyat Myanmar,” ujar Guterres.

Ia pun memastikan bahwa PBB memiliki tim di lapangan guna membantu penanganan pascagempa. Gempa bumi itu menewaskan sedikitnya 144 korban dan melukai lebih dari 700 orang, menurut otoritas Myanmar. Getaran gempa juga dirasakan di sejumlah negara tetangga, seperti Thailand dan China. Junta, yang mengambil alih pemerintahan sipil di Myanmar pada 2021, telah mengumumkan keadaan darurat sebagai tanggapan atas bencana tersebut. (*)

Tags

Terkini