Bandara yang dianggap paling berbahaya di dunia biasanya memiliki tantangan unik yang berkaitan dengan geografi, kondisi cuaca ekstrem, panjang landasan pacu yang pendek, atau hambatan di sekitar landasan yang membuat pendaratan dan lepas landas sangat sulit. Tak pelak, untuk mendarat dan terbang dari landasan ini perlu pilot khusus dengan keahlian dan ketenangan yang luar biasa.
Berikut adalah beberapa bandara paling berbahaya di dunia dan penjelasannya:
1. Bandar Udara Tenzing-Hillary (Lukla, Nepal)
Lokasi Lukla, Nepal (Ketinggian ±2.860 meter)
Tantangan Landasan pacu sangat pendek (hanya ±527 meter), kemiringan curam, dan berada di dataran tinggi Himalaya.
Keunikan Landasan pacu diapit oleh tebing curam di satu ujung dan jurang dalam di ujung lainnya. Jika pilot gagal berhenti tepat waktu, pesawat akan menabrak tembok batu. Jika gagal lepas landas, pesawat akan jatuh ke jurang. Bandara ini adalah gerbang utama bagi pendaki Gunung Everest.
2. Bandar Udara Internasional Putri Juliana (St. Maarten)
Lokasi St. Maarten, Karibia. Tantangan Landasan pacu yang pendek (kurang dari ±2.300 meter) untuk pesawat besar, dan posisi yang tidak biasa.
Keunikan Pilot harus terbang sangat rendah di atas Maho Beach yang ramai, hampir menyentuh kepala para turis, sebelum mendarat. Pendekatan yang sangat rendah ini disebabkan oleh kebutuhan untuk memaksimalkan panjang landasan. Alhasil, jet blast dari pesawat yang lepas landas dapat membahayakan orang di pantai.
3. Bandara Paro (Paro, Bhutan)
Lokasi Paro, Bhutan (Ketinggian ±2.200 meter). Dikelilingi oleh puncak-puncak gunung Himalaya setinggi hingga ±5.500 meter. Keunikan Pendaratan di sini hanya dapat dilakukan secara manual (tanpa autopilot), dan hanya pada siang hari. Hanya sekitar dua lusin pilot di seluruh dunia yang memiliki sertifikasi khusus untuk mendarat di Paro karena jalur pendaratannya melibatkan manuver tajam melalui lembah sempit dan rumah-rumah di lereng bukit.