Tak ayal kalau proyek itu menimbulkan heboh juga. Di dalam negeri sendiri. Dan di seluruh dunia.
Yang bahkan beberapa pekerja Tiongkok sampai mati dibunuh. Yang konsulat Tiongkok sampai diserbu.
Khan tidak mau ditekan seperti itu. Dia lakukan penyelidikan total. Minggu lalu terungkap: penyerbuan ke konsulat itu dirancang di Afganistan. Didalangi oleh tim intelijen India. Pelakunya gerakan separatis Baluchistan. Yang ingin merdeka dari Pakistan.
India menolak tuduhan itu. Tapi sudah biasa. Atau masih biasa. Kedua negara itu bermusuhan. Sejak pemisahan India-Pakistan. Menjadi negara Hindu dan Islam. Pada 1965.
India memang negara yang paling menolak One Belt One Road. Istilah “Jebakan Tiongkok” pertama kali diciptakan oleh India. Dikampanyekan ke seluruh dunia. Didukung Amerika.
Khan cuek. Dia tidak mau terjebak perang dingin geopolitik itu. Ia menciptakan geopolitik sendiri: mengombinasikan Tiongkok-Arab.
Khan lagi cari jalan sendiri. Untuk menyelamatkan Pakistan.
Termasuk mengambil jalan sangat berisiko: mengajukan “APBN Mini” ke DPR.
Apapun langkah itu kreatif. Kreatif kepepet. Kepepet kreatif. Untuk bisa selamat dari kebangkrutan. Sambil memberikan harapan.
Manufacturing hope.
Dalam posisi kepepet masih bisa merancang kemajuan.
Tidak terjebak hanya sebagai pemadam kebakaran. (dwi/k8)