Dengan mengontak IMF Khan tidak terasa anti-Barat. Sikap anti-Barat hanya akan menambah musuh. Tapi dia juga tahu: prosedur minta tolong IMF sangat berbelit. Bisa-bisa Pakistan keburu pingsan.
Dia pun mengontak raja Arab Saudi. Sahabat lama Pakistan. Termasuk pelindung utama lawannya: Nawaz Sharif. Tapi Khan rasional. Hanya Arab yang punya uang banyak. Dan kalau bisa mengambil hatinya bisa memberikan apa saja.
Berhasil.
Sang Raja menjanjikan bantuan USD 6 miliar.
Lega.
Tapi belum cukup.
Dan baru janji.
Khan segera melupakan ucapannya saat kampanye. Dia pun bergegas ke Beijing. Tiongkok-lah yang punya uang banyak. Yang prosedurnya tidak sulit. Tidak seperti negara Arab. Yang dalam hal uang tidak punya agama. Pun perhitungannya mirip Yahudi.
Beijing menyambut Khan dengan hangat. Ucapan penyambutannya pun menyenangkan Khan: Tiongkok bisa jadi teman di segala cuaca.
Beres.
Gabungan Saudi-Beijing telah cukup.
Tidak usah buru-buru menyerah ke IMF–meski tidak juga pernyataan tidak butuh lagi.
Gabungan Arab-Tiongkok juga kombinasi cerdas. Seperti apa cerdasnya? Ikuti Disway besok. Semoga tidak ada yang mendadak penting.
Beijing senangnya bukan main. Yang semula sudah khawatir. Pemerintah baru dikira langsung berang: membatalkan proyek-proyek One Belt One Road. Yang komitmennya dibuat pada masa Nawaz Sharif. Yang proyeknya mencapai USD 60 miliar. Hanya untuk satu negara Pakistan.
Nilainya sama dengan proyek serupa. Yang diciptakan belakangan oleh Amerika. Untuk program serupa di seluruh dunia.