“Iya Del,” ucap Elana yang mulai berjalan ke rumah tantenya.
Setelah menelepon bundanya, Delia menyusul kakaknya.
“Assalamualaikum,” salam Elena dan Delia sambil mengetuk pintu.
“Waalaikumussalam, kalian Elena dan Delia, ‘kan? Masuk, Nak,” ucap tante Rani.
“Iya, kami turut berdukacita atas kepergian Kak Vino,” kata Elena sambil mencium tangan om dan tantenya.
“Iya Nak, kalian apa kabar?” tanya Rani kepada kedua keponakannya itu.
“Alhamdulillah baik, tante dan om gimana kabarnya?”
“Ya begitulah Del,” jawab Rani dengan wajah sedih kehilangan anaknya.
“Kalian cuma berdua? Orangtua kalian?” sambung Hendry, ayah Vino.
“Iya om, maaf Ayah lagi kerja di luar kota sedangkan Bunda kurang fit, mereka titip salam.”
“Semoga bundamu cepat sembuh ya, kalian nginap di sini aja,” kata Hendry sembari tersenyum.
“Terima kasih om, kami berdua langsung pulang saja setelah ziarah ke makam,” jawab Elena.
“Kalian hati-hati, tempatnya di ujung desa ini,” kata Hendry. Setelah diberikan petunjuk mereka bergegas ke pemakaman itu.
Sepanjang jalan dipenuhi pohon. “Ada Nenek tuh, kita tanya aja ya,” kata Delia turun dari motor.
“Nek, kuburan di mana ya?” tanya Delia dengan tersenyum.