“Kalian lurus naik gunung, sebenarnya itu bukan kuburan tapi gubuk tua tempat orang meninggal, biasa suster yang mengurus pemakaman itu,” jawab nenek itu sambil memegang sapu.
“Bukannya di kubur di bawah tanah ya Nek?” tanya Elena dengan muka bingung.
“Adat-istiadat di sini ditaruh di gubuk itu lalu diurus suster,” nenek itu menerangkan adat-istiadat di Desa Cadet.
“Suster?” ucap Delia dalam hati.
“Terima kasih, Nek,” jawab Elena tersenyum.
“Iya Ndok sama-sama, siapa yang meninggal Ndok?” tanya si Nenek.
“Sepupu saya Nek.”
“Hati-hati, Ndok.”
“Hah? Beneran di gubuk Kak? Aneh ya,” Delia kaget, ini pertama kali mereka mendengar ritual sebuah desa.
“Iya, gapapa kita harus menghormati adat mereka,” kata Elena sambil menyeka keringat di jidatnya.
Mereka sampai di gubuk. “Kak ini gubuknya?” tanya Delia heran.
“Iya Ren, merinding eh,” jawab Elena. Suasana gubuk sangat hangat dan sunyi.
“Permisi suster, apakah ini gubuk orang meninggal?” tanya Elena.
“Iya,” jawab suster penjaga mayat itu. Dia berpakaian putih dan rambutnya panjang berwarna hitam.
“Mayat Vino sebelah mana ya?” tanya Elena.