“Masuk aja,” jawab suster.
Setelah mereka masuk ke gubuk tua itu, Delia melihat bayi bergerak di atas kasur mayat itu. Dan Delia tampak heran, tetapi tidak berani ngomong ke Elena karena suster penjaga mayat itu di depan pintu. Mereka berkeliling mencari mayat Vino.
“Kok bayinya gerak ya?” ucap Delia di dalam hati.
Setelah berkeliling, Delia menemukan mayat Vino. “Ka, Mayatnya sebelah sini,” ucap Delia.
Setelah mereka menghampiri mayat Vino, Delia berbisik kepada Elena.
“Kak, lihat tadi ada mayat bayi yang bergerak? Kurasa mayat di sini bukan mati tapi dikasih obat,” bisik Delia yang suka membaca mengenai mayat yang mati dengan tidak wajar.
“Iya Del, aku mikir begitu juga,” kata Elena dengan wajah ketakutan.
“Kak lu masih hidup ‘kan?” tanya Delia sambil menggoyangkan tubuh Vino.
“Kak lihat matanya Kak Vino bergerak tapi tubuhnya kaku. Gimana Kak?” tanya Delia dengan suara ketakutan.
Vino memberi isyarat dengan menengok ke arah obat-obatan. Sudah diduga mayat di sini mati secara tidak wajar.
Elena lari kabur dari gubuk itu entah ke mana, sedangkan Delia masih di gubuk.
“Mau ke mana kamu?” tanya suster dengan mata melotot.
“Saya mau pulang ke rumah, saya sudah selesai ziarah Sus,” jawab Delia.
Entah ke mana lari kakaknya itu. Delia menemukan satu rumah warga yang tidak jauh dari gubuk.
“Saya keponakan Tante Rani,” kata Delia dengan napas tidak beraturan.