“Kok capek gitu? Sini masuk ke rumah,” sapa ibu yang tinggal tidak jauh dari gubuk itu.
“Tadi tuh Tan…” belum selesai menjawab, ternyata suster muncul di jendela.
“Semangat bekerja Sus,” sapa ibu itu kepada suster dengan tersenyum.
Suster itu hanya tersenyum. Saat Delia menghadap ke belakang, suster itu memberi kode pada Delia bahwa ia dilarang bercerita. Kemudian suster itu balik ke gubuk.
“Kamu kenapa Nak?” tanya ibu itu kepada Delia.
“Tadi Tan, saya lihat semua mayat itu bergerak bukan karena meninggal tapi karena bubuk kematian Tan,” jawab Delia dengan suara ketakutan.
“Ada-ada saja,” ucap ibu dengan nada tidak percaya.
“Saya tidak bohong,” jawab Delia sambil berusaha meyakinkan ibu itu.
“Sepertinya kamu kelelahan, kamu istirahat di sini aja, besok pagi pulang,” saran ibu itu.
“Terima kasih Tante,” sambung Delia dengan wajah sedikit lega.
Keesokan paginya ibu dan suaminya bersiap ke pasar menggunakan sepeda motor tua.
“Saya boleh ikut?” tanya Delia.
“Motornya hanya cukup berdua, kamu jalan kaki lalu kami jaga dari belakang,” jawab ibu.
“Baik Tan,” jawab Delia dengan muka pasrah.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba ibu dan suaminya itu menghilang.