kalimantan-timur

Parang di Pinggang, Melewati Tebing, dan Melintasi Sungai, Kakak-Adik Itu ke Sekolah

Jumat, 22 Juli 2022 | 15:49 WIB
PARANG UNTUK KESELAMATAN: Yudding dan Nursabbi harus melewati jalur ekstrem menuju SD Inpres 5/81 Tapong. Yudding harus membawa parang untuk berjaga-jaga jika bertemu ular atau babi hutan. (HANUNG HAMBARA/JAWA POS)

Saat Hari Anak Nasional, Yudding dan Nursabbi adalah pengingat masih banyak anak-anak yang kesulitan untuk sekadar sampai ke sekolah. Jawa Pos mengikuti mereka berjalan kaki sekitar 5 jam.

ZALZILATUL HIKMIABone

MALAM semakin larut. Suara tawa dan cengkerama dalam bahasa Bugis di dalam rumah itu perlahan surut. Pendar api dari tungku api di dalam kamar juga sudah mati, bersamaan dengan nasi dan sayur yang telah matang. Hanya ada dua ruangan di rumah pasangan Kure-Yupe, ayah dan ibu Yudding serta Nursabbi, yang berada di tengah lereng Gunung Cemara di Bone, Sulawesi Selatan, itu. Satu kamar berukuran sekitar 2 x 1,5 meter dan ruang tamu berupa teras 1 x 1,5 meter.

Kamar tersebut bisa dibilang multifungsi. Selain untuk tidur, ada dapur di pojokan. Karena keterbatasan ruangan itu pula, anak-anak laki-laki Kure kadang kebagian tidur di teras.

Yudding, 14, dan Nursabbi, 11, juga sudah terlelap dipeluk malam. Berselimut sarung, mereka tidur di samping buntelan-buntelan baju. Termasuk, seragam sekolah mereka. Sisa Minggu (17/7) malam itu akhirnya hanya diisi dengan obrolan burung hantu dan kulu-kulu yang suaranya bikin berdiri bulu kuduk. Persis seperti tawa perempuan. 

Tak ada alarm yang bisa dipasang setiap 10 menit sekali selama satu jam untuk membangunkan dari tidur. Toh, dua bersaudara tersebut tetap bisa bangun tepat pukul 03.00 WIT.

Ngulet berlama-lama dengan alasan ”mengumpulkan nyawa” adalah kemewahan yang tak terbeli bagi mereka. Ketika terjaga, siswa kelas V dan VI SD Inpres 5/81 Tapong, Tellu Limpoe, itu harus segera ke kamar mandi terbuka di depan rumah. Tanpa ragu, air sedingin es diguyur ke badan. Setelahnya bergegas mengenakan pakaian dan sarapan dengan nasi serta sayur hasil kebun.

Senin (18/7) itu, mereka diantar oleh sang kakak perempuan, Kamriani. Biasanya, mereka berangkat sekolah bersama. Namun, tahun ini Kamriani lulus SD.

Dia berencana untuk meneruskan sekolah ke jenjang SMP, yang gedungnya masih satu kompleks dengan SD-nya dulu. Sayang, niatnya masih terganjal pembelian seragam sekolah yang belum mampu dilunasi oleh Kure. Belum lagi soal uang kas yang harus disetor rutin.

Niatnya untuk kembali sekolah pun jatuh ke dalam sungai dan dibawa arus entah ke mana. ”Mai masiga (ayo cepat, Red), Udding, Sabbi,” ujar Kamriani dalam bahasa Bugis, meminta kedua adiknya bergegas berjalan. 

-

PERJUANGAN UNTUK SAMPAI KE SEKOAH: Sejumlah anak-anak- kawan Yudding dan Nursabbi berjalan kaki menuju SD dan SMP Inpres 5/81 Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Bone, Sulawesi Selatan (18/7). (HANUNG HAMBARA/JAWA POS)

Mereka memang harus lekas berangkat sebelum bel sekolah dibunyikan tepat pukul 07.30 WIT. Jarak rumah mereka di Dusun 1 Lerang menuju sekolah yang berada di Dusun Rea tak dekat, sekitar 22 kilometer. Mereka kudu berjalan kaki kurang lebih 4–5 jam agar bisa sampai di sekolah.

Sudah jauh, medan yang mereka lalui juga sangat ekstrem. Taruhannya nyawa. Bukan jalan setapak pada umumnya. Melainkan area lereng gunung yang sengaja dibuka oleh sang ayah, Kure, untuk mempermudah anak-anaknya meraih mimpi-mimpi mereka. Hanya selebar 15–20 cm, yang ketika meleng sedikit pilihannya jatuh ke jurang.

Halaman:

Tags

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB