• Senin, 22 Desember 2025

Parang di Pinggang, Melewati Tebing, dan Melintasi Sungai, Kakak-Adik Itu ke Sekolah

Photo Author
- Jumat, 22 Juli 2022 | 15:49 WIB
PARANG UNTUK KESELAMATAN: Yudding dan Nursabbi harus melewati jalur ekstrem menuju SD Inpres 5/81 Tapong. Yudding harus membawa parang untuk berjaga-jaga jika bertemu ular atau babi hutan. (HANUNG HAMBARA/JAWA POS)
PARANG UNTUK KESELAMATAN: Yudding dan Nursabbi harus melewati jalur ekstrem menuju SD Inpres 5/81 Tapong. Yudding harus membawa parang untuk berjaga-jaga jika bertemu ular atau babi hutan. (HANUNG HAMBARA/JAWA POS)

Jawa Pos ikut bersama mereka pada subuh yang dingin itu ketika hujan tiba-tiba mengguyur dan membuat jalanan semakin licin. Beberapa kali salah satu di antara kami tergelincir. Apalagi saat melalui aliran sungai. Maklum, hanya ada penerangan dari senter kecil. Semua pijakan terlihat sama, bahkan kotoran sapi pun seperti lumpur pada umumnya.

Tak banyak obrolan dalam perjalanan dua jam sebelum mencapai rumah tetangga terdekat mereka itu. Kamriani, Yudding, dan Nursabbi hanya berfokus pada jalan yang mereka lewati.

Ketiganya harus tetap awas. Sebab, mereka bisa setiap saat bersirobok dengan ular dan babi hutan. Parang yang diikat kencang di pinggang pun selalu siap ditarik untuk menebas hewan-hewan tersebut.

Sampai di permukiman terdekat, satu per satu kawan mereka ikut bergabung untuk perjalanan menuju sekolah. Sumarni, Una, Calini, dan lainnya sudah bersiap di depan rumah masing-masing menunggu kakak beradik itu. Yudding dan Nursabbi adalah alarm bagi anak-anak lain sebagai pengingat waktu berangkat ke sekolah.

Jalanan memang sudah tak seterjal sebelumnya. Tapi, tetap saja, anak-anak itu harus berjalan naik turun bukit selama dua jam untuk bisa sampai sekolah.

Tak ada keluhan terdengar. Sepanjang perjalanan hanya diisi gurauan, kejar-kejaran, dan sesekali terpeleset karena jalan setapak yang licin setelah diguyur hujan. Di benak mereka hanya ingin sekolah.

”Ayo kakak, cepat. Kami bisa terlambat ini,” ujar salah seorang teman Yudding karena jalan kami yang mulai melambat.

Benar saja, setiba di sekolah, jam pelajaran sudah dimulai. Mereka langsung berlari menuju kelas masing-masing. Di depan ruang kelas VI, Yudding langsung disambut oleh wali kelasnya, Abddurahman.

Dia diminta segera duduk bergabung dengan teman-temannya yang sudah mulai belajar duluan. ”Untuk Yudding memang diberikan toleransi keterlambatan. Karena rumahnya kan jauh,” ungkap pria yang akrab disapa Rahman itu.

Tak ada waktu untuk tarik napas atau sekadar meluruskan kaki. Sesampai di bangku, Yudding langsung mengeluarkan buku pelajaran.

Napoji maguro sibawa silo’e (senang belajar dan bisa bertemu teman, Red),” ujar Sabbi yang diamini oleh Yudding ketika ditanya apa yang membuat mereka tetap bersemangat ke sekolah di tengah kondisi yang sangat sulit seperti itu.

Sabbi paling suka belajar agama dan matematika. Dia bercita-cita menjadi seorang guru. Sementara itu, sang kakak ingin menjadi polisi. ”Magello (karena keren, Red),” jawab Yudding singkat.

Cita-cita kakak beradik itu pun mendapat dukungan penuh dari Kure. Dia mengaku, apa pun yang jadi keinginan anaknya bakal diupayakan penuh olehnya. ”Nasicocokima narekko engkamua dalle’na (setuju, yang penting ada rezeki, Red),” ujar Kure.

Dukungan itu pun tak hanya soal membuka jalan untuk mereka ke sekolah. Setiap hujan datang dan sungai-sungai meluap, Kure akan datang ke sekolah untuk menyampaikan izin kepada guru-guru anaknya. ”Ini terjadi sejak kedua kakak Yudding dan Sabbi, Kamriani dan Gulman, bersekolah. Artinya, kan bapaknya memang sangat mendukung anaknya sekolah,” ungkap Kepala SD Inpres 5/81 Tapong Saharudin.

Untuk mendukung semangat anak didiknya, Saharudin pun memberikan toleransi keterlambatan bagi mereka hingga setengah jam. Namun, bukan berarti ada kortingan jam belajar. Mereka tetap mendapat tambahan selepas sekolah. ”Jadi, ketika yang lain sudah pulang, mereka diberi tambahan oleh guru-gurunya,” paparnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X