kalimantan-timur

Dika dan Dukanya

Selasa, 28 November 2023 | 09:17 WIB

Oleh: Royyan Fadh

 

Saat terik, air laut sedang surut, Dika menjejakkan kaki di atas pasir yang masih menyisakan basah. Lubang-lubang kecil beserta batu maupun kerang aneka warna dan rupa hadir di sekelilingnya, yang sebelumnya diketahui tenggelam, kini terlihat jelas. Ia kemudian duduk di batang pohon ketapang yang telah ambruk dan lapuk. 

Ada keraguan yang menghalangi Dika meneruskan langkahnya menuju rumah yang berada tak jauh dari pantai itu. Sulit rasanya menerima kenyataan bahwa di sana, tak ada lagi masakan ibu, pelukan ibu, suara ibu, bahkan sekadar sosok ibu. Rumah tanpa ibu rasanya hanyalah rumah hantu; kosong dan sunyi. Namun, kepulangannya yang telah menempuh jarak panjang dan menguras kantong yang tak sedikit itu ditujukan untuk menengok satu-satunya orangtua yang kini ia miliki; bapak.

Tiada kedekatan secara emosional dengan bapak, hanyalah emosi yang muncul setiap berdekatan. Pria berambut panjang sebahu itu menghirup napasnya dalam-dalam dan menghelanya pelan-pelan. Sulit untuk bisa selapang tiupan angin pantai. Ada banyak hal yang masih menyesakkan dalam ingatannya terkait bapak yang pemarah, serupa monster. Rasa takut Dika bertambah mengingat kali ini ia harus berhadapan dengan bapak sendirian. Padahal biasanya ada ibu.

Dari tas selempangnya, Dika mengeluarkan ponselnya, membaca kembali pesan yang dikirim bapak seminggu lalu, seolah-olah masih tak percaya; apa kabar? Rasanya tak pernah bapak seperti itu, biasanya hanya ibu yang selalu menanyakan kabarnya. Apakah bapak sudah berubah atau sebenarnya ada maksud tertentu? Sampai saat ini pun, Dika enggan menjawab pertanyaan bapak, masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain di kepalanya yang rasanya perlu ia jawab terlebih dahulu.

 

Dari selempang biru tua itu juga, Dika mengambil sebuah TWS (True Wireless Stereo) dan memasangkannya di salah satu kupingnya. TWS itu tersambung lewat bluetooth ponsel pintarnya. Dika lalu memutar sebuah lagu dari James Blunt yang sering kali menemaninya kala di kamar indekos sendirian.

 

Diiringi debur ombak, pria lajang itu bernyanyi dengan suara yang cukup nyaring mengikuti lirik yang berbunyi i'm not your son, you’re not my father, we’re just two grown men saying goodbye. Suara yang tak menghiraukan tangga nada itu redam terbawa angin pantai. Ada sedikit senyuman terpancar ketika melantangkannya, seolah-olah ia benar-benar mampu terbebas dari hubungan darah, selayaknya telah memutuskan pacar hingga membuat seseorang bergelar mantan. 

Begitu lirik memasuki kalimat the time has gone, mulut Dika merapat. Tak dapat dimungkiri, waktu yang berlalu pergi itu sudah menyisakan sesuatu. Perihnya masih terasa, hampir ada selalu. Bagaikan sayatan-sayatan kecil hingga menjadi luka besar yang menganga. Bapak selama ini memang tidak menyakitinya secara fisik tetapi melalui kata-kata yang rasanya jauh lebih perih.

 "Don’t be afraid, it’s my turn, to chase the monsters away," ucap Dika dengan suara kecil dan lirih. Di hadapan asinnya air laut, air matanya yang juga asin itu mengalir di pipinya. Andai saja itu merupakan suatu monster yang bisa ia hadapi bersama bapaknya, mungkin rasanya akan lebih mudah. Namun, monster yang harus dihadapinya kini ialah bapaknya sendiri. 

Teringat jelas ketika bapak membanting meja lipatnya sampai tak punya kaki hanya karena ia tak mendengar suara panggilannya yang tertutupi suara televisi, atau bentakan-bentakan lainnya karena ia melakukan hal yang tak sesuai harapan bapak. Semua itu masih terngiang di kepala Dika. Bahkan, sejak kecil ia sudah ketakutan ketika mendengar suara motor bapak, bukannya menanti di depan pintu masuk, Dika malah pergi berlari ke kamar, menjauhkan diri dari sosok itu.

 "Mati aja kamu!" ucapan bapak itu seolah-olah telah menusuk tubuhnya dengan sebilah pedang. Pedang yang masih menancap sampai sekarang. Entah bagaimana melepaskannya.

Halaman:

Tags

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB