Peletakan batu pertama atau groundbreaking investasi swasta tahap keempat di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan dilaksanakan bulan ini. Publik patut menanti.
ADA beberapa investor yang tertunda melaksanakan groundbreaking pada Desember 2023, direncanakan memulai investasi pembangunannya pada Januari 2024. Diperkirakan sebanyak 15 investor domestik dan instansi pemerintah yang akan melaksanakan groundbreaking awal tahun ini.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyampaikan investor swasta yang akan melaksanakan peletakan batu pertama bulan ini akan membangun hotel bintang tiga. Lalu ada pula yang berencana membangun botanical garden atau kebun raya.
Pada groundbreaking tahap keempat, direncanakan juga beberapa instansi pemerintah memulai pembangunan kantornya di ibu kota negara baru itu. “Detailnya kita masih menyesuaikan presiden. Kami menunggu jadwal dari Pak Presiden. Nanti setelah beliau fix, tentu kami akan share ke teman-teman. Tapi insyaallah bulan ini, ya,” katanya kepada awak media usai kegiatan silaturahmi dengan media se-Kaltim di Balikpapan, Sabtu (6/1) malam.
Pria yang belum lama ini menyandang gelar profesor kehormatan (honoris causa) bidang keahlian kota layak huni dan berkelanjutan (livable and sustainable) dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu memperkirakan nilai investasi swasta yang akan masuk ke IKN sepanjang 2024, mencapai Rp 100 triliun. Bersumber dari investor domestik maupun investor asing.
Namun untuk mencapai hal tersebut, yang terpenting dilakukan adalah membangun sebuah ekosistem di IKN. Agar para investor, baik domestik asing, maupun yang tergabung dalam konsorsium investor domestik dan asing, tertarik untuk menanamkan modalnya. Dalam pembangunan di IKN.
“Buat kami yang penting adalah pembentukan satu ekosistem. Yang sangat memungkinkan mereka yang mulai pindah itu, benar-benar menikmati hidup di Nusantara,” ucapnya.
Sementara itu, pembiayaan pembangunan IKN dari APBN 2024 meningkat hampir dua kali lipat. Yakni sebesar Rp 40,6 triliun. Bambang menilai itu karena pemerintah ingin melanjutkan infrastruktur dasar yang sudah terbang di IKN.
“Bagi kami di Otorita, APBN penting untuk pembentukan ruang. Jadi infrastruktur, semua bangunan untuk pemerintah, untuk hal-hal yang bersifat public goods. Jadi tidak komersial. Itu memang harus dibangun oleh pemerintah. Contohnya jalan, air bersih, persampahan, dan lainnya. Itu yang membentuk ruang, utamanya jalan,” papar dia.
Mengenai investor asing yang belum masuk IKN, mantan Wakil Menteri Perhubungan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, menuturkan ada beberapa yang masih berproses. Karena disebutnya investor asing menyusun perencanaan dan studi kelayakan yang lebih detail.
“Mungkin karena mereka dari luar negeri. Sehingga tidak seperti investor domestik yang jauh lebih mudah. Untuk mengecek lapangan, kondisi topografi, kontur, dan sebagainya,” jelas Bambang.
Selain itu, dia menegaskan tidak semua rencana investasi itu akan berunjung pada kesepakatan. Sehingga Otorita IKN akan mencari format kerja sama yang terbaik, untuk kepentingan nasional.
Tentunya investor swasta juga mempertimbangkan keuntungan yang bisa mereka dapatkan, ketika berinvestasi di IKN.
“Bisa saja yang sudah kami negosiasi, enggak ketemu. Namanya juga swasta. Kalau ada yang enggak jadi, mungkin nanti ada yang baru lagi. Enggak apa,” terangnya.