Kenyataan itu juga sedang dialami oleh Ulfa Zulfiah. Ibu muda tersebut menceritakan bagaimana dirinya pada 2013 lalu divonis menderita lupus. Setelah melahirkan anak pertamanya. Hingga bisa menjalani hidup sehari hari dan bekerja layaknya orang biasa.
“Lima bulan setelah melahirkan saya terkena lupus. Gejalanya itu badan bengkak. Semua sendi kaku. Susah buang air kecil. Sampai tidak bisa tidur telentang. Jadi tidur harus duduk. Karena kalau tidur telentang batuk-batuk terus,” ungkapnya.
Selama sakit, Ulfa pun tidak bisa memberikan air susu ibu (ASI) dan mengurus sang buah hati. Terpaksa, anaknya diurus sang ibu. Sementara dia harus berusaha bisa sembuh dari penyakit yang belum dikenalnya saat itu. Beruntung, orangtuanya punya kenalan dokter yang menanganinya di rumah. Namun seiring berjalannya waktu, penyakitnya tidak kunjung sembuh. “Akhirnya sama dokter itu saya dirujuk ke rumah sakit. Dan setelah pemeriksaan laboratorium diketahui saya positif lupus,” ujarnya.
Baca Juga: Kerja Keras Hadapi Penyakit, Tak Ingin Pupus karena Lupus
Perempuan kelahiran 5 April 1987 tersebut pun awalnya berusaha menolak. Karena dari informasi yang dia peroleh, lupus adalah penyakit autoimun yang harus menjalani perawatan seumur hidup. Bahkan banyak penderitanya meninggal dunia karena diserang dari berbagai penyakit seperti jantung, otak hingga paru-paru. “Itu saya sempat mengalami pembengkakan jantung dan paru-paru berair. Bahkan rambut saya rontok parah,” sebutnya.
Ulfa yang baru saja menjadi seorang ibu akhirnya berusaha menerima kenyataan. Sambil berjuang dengan menjalani pengobatan. Hingga dirinya bisa keluar dari rumah sakit dan cukup rutin minum obat. Namun lupus membuatnya kembali harus menjalani perawatan intensif selama enam bulan, bolak-balik rumah sakit pada 2016 lalu. Ketika dirinya didiagnosa terkena tuberculosis karena tiga bulan batuk dan kembali tidak bisa tidur telentang.
“Alhamdulillah sejak itu mulai membaik. Gejalanya berkurang. Dulu harus sering kontrol, tetapi sekarang sudah jarang. Yang penting rutin minum obatnya,” katanya.
Apa yang dirasakannya saat ini menurutnya karena dia sudah bisa menerima kondisi. Apalagi dengan adanya dukungan keluarga. Mulai dari suami dan orangtua yang membantu menjaga anaknya. Sehingga dirinya bisa kembali bekerja. “Intinya bisa menerima. ‘berteman’ dengan lupus itu sendiri. Paham kondisi badan dan terpenting dukungan keluarga,” ungkap Ulfa. (rom)