• Senin, 22 Desember 2025

Sejarah Makan Siang  

Photo Author
- Selasa, 4 Februari 2025 | 11:46 WIB
Faroq Zamzami
Faroq Zamzami

Baca Juga: Sinyal Kampus Boleh Kelola Pertambangan, Respons Rektor UMB Positif, Asal

Atau, kalau pernah masuk Masjid Nabawi di Madinah, seperti plastik untuk membungkus sandal atau sepatu yang dijaga anak-anak. Kalau kita, payung basah, tinggal diputar-putar saja untuk mengeringkannya, sebelum masuk rumah. Atau dikibas-kibas, sudah.

Atau kalau tak mau ribet, payung yang masih terbuka, taruh saja di depan rumah. Nanti kering sendiri.  

Kembali ke soal makanan yang berbalur sejarah itu. Di negeri ini ada istilah shokuiku. Bahasa Indonesianya pendidikan makanan. Pendidikan makan ini mencakup menu, kandungan makanan, dan jenisnya. Yang diajarkan sejak di sekolah-sekolah dasar di Negeri Matahari Terbit itu.

Shokuiku ini juga ada hukum dasarnya. Dikaji oleh para profesor. Tahan napas Anda kalau sampai di sini sudah merasa njelimetnya menjelentrehkan makan siang. Saat di Jepang kala itu, saya mengikuti seminar tentang makanan dan nutrisi yang digelar manajemen Yakult.

Mendatangkan profesor perempuan. Berambut sebahu. Naomi Iwaba, namanya. Dia menjelaskan tentang shokuiku. Hukum dasar istilah ini mempromosikan kesehatan fisik dan mental. Membangun rasa syukur untuk makanan, dan pemahaman bahwa itu ialah suatu hal yang penting.

Baca Juga: Belasan Pejabat di Polres Berau Dites Urine, Ini Hasilnya

Jadi, tak sekadar kenyang. Profesor Naomi mengkaji tentang makan siang, nutrisi, kandungan dalam makanan, hingga soal kesehatan.

Dalam literatur yang dibawakannya, makan siang di sekolah tak sekadar mengenyangkan perut. Lebih dari itu. Makan siang di sekolah adalah bagian dari pendidikan. Bahkan, ada diktatnya. Guru di tiap sekolah sampai membuat daftar menu.

Makanan apa saja yang diberikan kepada anak didiknya. Apa kandungan nutrisi dan vitamin di dalamnya. Dari mana bahan-bahannya. Harus yang organik, tak banyak tersentuh zat kimia.

Harus dari petani lokal. Harus mengutamakan bahan lokal. Makan siang juga ada panduannya. Harus memperhatikan pentingnya diet. Harus bisa memberi pengaruh tak hanya kepada kesehatan tubuh, tapi juga pikiran.

Harus bisa mengajarkan kepada anak-anak, untuk cerdas dalam memilih makanan. Dan harus-harus lainnya, sebagai sarana edukasi kepada anak-anak untuk belajar bersyukur. Jadi, jangan heran, nyaris tak ada yang tersisa dari makan siang anak-anak di sekolah.

Itu sempat saya lihat saat mengunjungi sekolah terpadu, SD-SMP Shibuya. Sekolah yang punya dua nutrisionis.

Baca Juga: Koalisi Dosen Universitas Mulawarman Tolak Konsesi Tambang Untuk Perguruan Tinggi

Betapa panjangnya sejarah makan siang di sekolah, lihat kronologi ini. Makan siang di sekolah sudah dikenal sejak 1889. Dimulai di Prefektur Yamagata. Makan siang yang diperkenalkan sejak tahun enggak enak itu adalah nasi, salmon asin, dan acar. Makan siang berkembang, dan mengalami perubahan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

6 Tanda Awal Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Selasa, 21 Oktober 2025 | 11:15 WIB
X