PROKAL.CO, Temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait 16 produk kosmetik yang dicabut izin edarnya, harus menjadi perhatian serius semua pihak, terutama konsumen kosmetik.
Meskipun tampak meyakinkan, kosmetik ilegal sering kali menyembunyikan risiko kesehatan yang serius di balik harga murah dan janji hasil instan.
Penggunaan kosmetik ilegal bukan hanya soal melanggar aturan, tetapi juga membahayakan kesehatan konsumen.
Produk-produk ini sering mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak kulit, menyebabkan alergi, atau bahkan memicu masalah kesehatan yang lebih serius.
Sayangnya, banyak konsumen yang tidak menyadari bahayanya hingga mengalami efek samping yang nyata.
Risiko Jangka Pendek
Dalam banyak kasus, kosmetik ilegal dapat memberikan efek instan yang tampaknya menguntungkan. Kulit mungkin terlihat lebih cerah dalam waktu singkat, atau jerawat tampak hilang seketika.
Namun, efek ini biasanya hanya sementara dan disebabkan oleh bahan kimia keras seperti merkuri atau hidrokinon dalam konsentrasi tinggi.
Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), paparan merkuri dalam kosmetik dapat menyebabkan iritasi kulit, gatal, dan peradangan yang parah.
Bahan-bahan seperti hidrokinon, yang sering ditemukan dalam produk pemutih ilegal, juga diketahui dapat memicu dermatitis kontak pada penggunaan jangka pendek (WHO, 2022).
Baca Juga: Jangan Dicoba karena Berbahaya..!! BPOM Cabut Izin Edar 16 Kosmetik, Ini Daftar Lengkapnya
Risiko Jangka Panjang
Bahaya kosmetik ilegal tidak berhenti pada efek jangka pendek. Paparan bahan kimia berbahaya yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan kulit yang sulit diperbaiki.
Misalnya, merkuri dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke aliran darah, yang dalam jangka panjang dapat merusak fungsi ginjal dan sistem saraf.
Sebuah studi dalam Journal of Dermatological Science menyebutkan bahwa penggunaan kosmetik ilegal dalam waktu lama dapat menyebabkan hiperpigmentasi, sensitivitas kulit yang ekstrem, dan bahkan risiko kanker kulit (JDS, 2021).
Selain itu, produk ilegal yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi kulit yang memerlukan penanganan medis serius.