Baca Juga: Rivalitas
Ketika seseorang menjadi budak cinta ia akan cenderung menganggap pasangannya adalah segalanya baginya sehingga akan kebergantungan secara emosional.
Kebergantungan secara emosional mengakibatkan seseorang akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi sempurna di mata pasangannya.
Hal tersebut dilakukan karena orang yang kebergantungan secara emosional terhadap pasangannya menganggap bahwa letak kebahagiaannya hanya bergantung kepada pasangannya saja.
Perilaku kebergantungan tersebut dapat menjadi pemicu pikiran bahwa ia harus selalu bersikap dan tampil cukup baik di mata pasangan untuk tetap merasa aman dan bahagia.
Ketika seseorang terlalu menggantungkan kebahagiaannya kepada orang lain akan menyebabkan low self-esteem.
Self-esteem (harga diri) adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.
Baca Juga: Kembali ke Kuching yang Dulu Sudah Maju, Kini Semakin Melesat
Seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung akan lebih menghargai dirinya sendiri dan menyadari bahwa sumber kebahagiaan adalah bersumber dari dirinya sendiri.
Namun, sebaliknya jika seseorang memiliki self-esteem yang rendah dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berharga, tidak kompeten, dan tidak layak untuk dicintai.
Alasan mengapa seseorang bisa memiliki low self-esteem dapat terjadi karena banyak faktor, seperti pola asuh orang tua yang sering membandingkan anak, korban kekerasan, korban pelecehan, tuntutan dari lingkungan untuk selalu sempurna, dan lain-lain.
Lalu, bagaimana cara agar menjalin hubungan tanpa terlalu kebergantungan terhadap pasangan?
- Belajar menikmati waktu sendiri
Dalam menjalin hubungan, kedekatan emosional dengan pasangan sering kali menjadi prioritas utama. Namun, seberapa penting menjaga kemandirian dalam sebuah hubungan?
Hubungan yang sehat bukan hanya tentang kedekatan, tetapi juga tentang keseimbangan antara kebergantungan dan kemandirian.
Sebuah hubungan yang kuat memungkinkan setiap individu untuk tumbuh bersama, sekaligus berkembang secara mandiri.