• Senin, 22 Desember 2025

Banyak Kejadian Konflik Mertua dan Menantu, Ini Sebab dan Cara Menanganinya...

Photo Author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 14:45 WIB
Ilustrasi konflik menantu dan mertua.
Ilustrasi konflik menantu dan mertua.

Konflik antara mertua dan menantu adalah fenomena yang umum terjadi dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia. Ini adalah dinamika hubungan yang kompleks dan bisa menjadi sumber stres signifikan bagi pasangan dan seluruh keluarga.

Bagaimana konflik antara mertua dan menantu bisa terjadi? Konflik ini seringkali berakar pada perbedaan ekspektasi, gaya hidup, dan rasa memiliki. Beberapa penyebab utamanya meliputi:

Perbedaan Ekspektasi dan Gaya Hidup:

Ekspektasi Peran: Mertua mungkin memiliki ekspektasi tertentu tentang bagaimana menantu (terutama menantu perempuan) harus menjalankan peran dalam rumah tangga, mengurus anak, atau melayani pasangan. Sebaliknya, menantu mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang kemandirian atau kesetaraan.

Gaya Pengasuhan Anak: Perbedaan pandangan tentang cara membesarkan anak (pola makan, pendidikan, disiplin) seringkali menjadi sumber konflik besar, terutama jika mertua merasa lebih berpengalaman dan ingin campur tangan.

Kebiasaan dan Tradisi: Gaya hidup, kebiasaan sehari-hari, atau tradisi keluarga yang berbeda antara keluarga asal menantu dan keluarga mertua bisa menimbulkan gesekan.

Pengelolaan Keuangan: Perbedaan dalam cara mengelola uang, prioritas pengeluaran, atau intervensi mertua dalam keuangan pasangan.

Perasaan "Kehilangan" atau Perebutan Pengaruh:

Mertua (khususnya ibu mertua): Ibu mertua mungkin merasa kehilangan peran atau pengaruh atas anaknya setelah menikah. Ada kekhawatiran bahwa menantu akan mengambil alih "tempat" mereka atau mengubah anaknya. Ini sering terjadi pada ibu yang sangat dekat dengan anak laki-lakinya.

Menantu: Menantu, terutama yang baru menikah, mungkin merasa perlu menetapkan batas dan kemandirian dari keluarga pasangan, yang bisa diartikan oleh mertua sebagai penolakan atau tidak menghargai.

Campur Tangan yang Berlebihan (atau Dianggap Berlebihan):

Nasihat yang Tidak Diminta: Mertua sering memberikan nasihat atau kritik (yang mungkin dimaksudkan baik) tentang berbagai hal, dari urusan rumah tangga, pekerjaan, hingga hubungan pribadi pasangan. Menantu mungkin merasa ini sebagai campur tangan dan kurangnya kepercayaan.

Batasan yang Tidak Jelas: Kurangnya batasan yang jelas antara pasangan yang baru menikah dan keluarga inti masing-masing.

Komunikasi yang Buruk:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X