• Senin, 22 Desember 2025

Banyak Kejadian Konflik Mertua dan Menantu, Ini Sebab dan Cara Menanganinya...

Photo Author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 14:45 WIB
Ilustrasi konflik menantu dan mertua.
Ilustrasi konflik menantu dan mertua.

Asumsi dan Kesalahpahaman: Kurangnya komunikasi yang terbuka dan jujur sering menyebabkan asumsi dan kesalahpahaman.

Gaya Komunikasi Berbeda: Perbedaan dalam cara berkomunikasi (misalnya, satu pihak lebih langsung, pihak lain lebih suka menghindari konfrontasi) dapat memperburuk masalah.

Kurangnya Peran Pasangan (Anak Mertua): Pasangan (anak dari mertua, suami/istri dari menantu) seringkali menjadi kunci dalam konflik ini. Jika mereka tidak mampu menjembatani komunikasi atau menetapkan batasan yang sehat, konflik bisa memburuk.

Perbedaan Kepribadian:

Terkadang, konflik hanya disebabkan oleh ketidakcocokan kepribadian antara individu-individu yang terlibat.

Faktor Lingkungan:

Tinggal Bersama: Tinggal serumah dengan mertua (atau menantu) adalah faktor risiko terbesar terjadinya konflik karena meminimalkan privasi dan memperbesar potensi gesekan harian.

Jarak Fisik: Meskipun tidak tinggal bersama, jarak yang terlalu dekat atau terlalu jauh juga bisa memicu masalah (misalnya, terlalu dekat sehingga sering campur tangan, terlalu jauh sehingga kurang komunikasi).

Bagaimana Cara Mengatasi Konflik Antara Mertua dan Menantu?

Mengatasi konflik ini memerlukan kesabaran, empati, dan komunikasi yang efektif dari semua pihak, terutama dari pasangan yang berada di tengah.

Peran Kunci Pasangan (Anak dari Mertua): Anak dari mertua harusnya jadi jembatan komunikasi: Pasangan harus menjadi jembatan yang efektif antara orang tua dan pasangannya. Mereka perlu mendengarkan kedua belah pihak tanpa menghakimi.

Kemudian menetapkan batasan: Ini adalah hal terpenting. Pasangan harus secara jelas dan tegas (tapi sopan) menetapkan batasan yang sehat untuk kedua belah pihak. Misalnya, "Ma, kami menghargai nasihat Mama, tapi untuk keputusan ini kami ingin mencoba mengurusnya sendiri dulu." atau "Sayang, aku mengerti kamu butuh privasi, tapi orang tuaku bermaksud baik."

Membela Pasangan: Jika ada kritik atau campur tangan yang tidak pantas, pasangan harus membela menantu/mertuanya dengan cara yang bijaksana dan penuh hormat.

Prioritaskan Pasangan: Meskipun tetap berbakti pada orang tua, prioritas utama setelah menikah adalah keluarga inti (pasangan dan anak).

Komunikasi Terbuka dan Jujur (Tapi Sopan):

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X