UJOH BILANG- Pemkab Mahakam Ulu (Mahulu) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Multisektor dalam penetapan status siaga darurat bencana kekeringan di Kecamatan Long Apari. Kegiatan itu dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting, Jumat (25/7) malam.
Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Mahulu Yohanes Avun dan dihadiri oleh unsur forum koordinasi pimpinan daerah (FKPD), kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan camat Long Apari.
Dalam arahannya, Wabup menekankan pentingnya langkah cepat, terkoordinasi, dan terukur untuk menghadapi potensi kekeringan yang mulai dirasakan masyarakat di wilayah perbatasan tersebut.
“Kita harus bergerak cepat untuk menetapkan status siaga darurat agar dana SOA dan BTT bisa segera digunakan. Dengan demikian, penanganan bisa dilakukan tepat sasaran dan cepat,” tegas Yohanes.
Sebagai langkah konkret, Pemkab Mahulu akan bekerja sama dengan Kodim 0912/Kutai Barat untuk mendistribusikan bantuan logistik ke wilayah Long Apari.
Langkah itu diambil sebagai respons terhadap kondisi geografis yang menantang akibat surutnya debit Sungai Mahakam, yang berdampak pada keterbatasan akses jalur air dan darat.
Kodim 0912/Kubar diharapkan bisa segera menyampaikan permohonan bantuan ke komando tertinggi sebagai dasar pengajuan sarana pengangkut, khususnya helikopter. Itu untuk membantu pengiriman bahan pokok, logistik, dan keperluan dasar lainnya.
Alternatif distribusi melalui jalur darat akan di-drop terlebih dahulu di Kampung Long Pakaq, kemudian dilanjutkan secara estafet menggunakan long boat. Selain itu, Yohanes menyepakati subsidi ongkos angkut untuk menjangkau wilayah-wilayah sulit akses.
Ke depan, Pemkab Mahulu akan memikirkan penyiapan gudang logistik, seperti gudang Bulog atau Koperasi Merah Putih, di lokasi strategis antara dua kecamatan di wilayah hulu.
“Saya ucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam pendistribusian sembako ini. Saya minta pembagiannya harus tepat sasaran. Camat juga saya harap segera melaporkan ke pimpinan agar surat penetapan status siaga darurat bisa segera diterbitkan. Dengan surat ini, kita juga bisa mendapatkan bantuan dari provinsi maupun pusat,” jelasnya
Dia meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Mahulu untuk memerhatikan perbaikan ruas jalan dari Long Pahangai ke Long Pakaq, hingga Tiong Ohang dan Long Apari.
Menurutnya, jalur darat yang layak akan sangat membantu penanganan bencana, baik saat banjir maupun kemarau.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mahulu (BPBD) Mahulu Agus Darmawan melaporkan dampak kekeringan sudah mulai dirasakan sejak 23 Juli 2025. Kekeringan memengaruhi sektor pertanian, ketersediaan air bersih, dan ekonomi masyarakat di Long Apari yang meliputi Kampung Long Apari, Noha Tivab, dan Noha Silat.
Berdasarkan data BPBD Mahulu, sebanyak 569 jiwa terdampak kekeringan. Harga keperluan pokok pun melonjak drastis. Bahkan beras 25 kilogram kini tembus Rp 1 juta per karung. Sedangkan gas elpiji 12 kg mencapai Rp 800 ribu per tabung.