Agus menegaskan bahwa rakor itu bertujuan memastikan kesiapsiagaan semua pihak, mempermudah mobilisasi logistik dan anggaran, serta mengaktifkan rencana kontinjensi agar respons awal lebih efektif.
Sebagai tindak lanjut, BPBD Mahulu bersama perangkat daerah akan menyiapkan sistem peringatan dini, menerbitkan edaran peringatan bencana hidrometeorologi, memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) mengenai pencegahan dan mitigasi risiko kekeringan, termasuk potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Selain itu, pendataan korban terdampak juga segera dilakukan.“Dengan penetapan status siaga darurat ini, diharapkan semua pihak tidak panik. Tetapi tetap siaga. Antisipasi lebih baik daripada reaktif. Mari bersama-sama menjaga ketahanan masyarakat menghadapi kekeringan,” pungkas Agus. (rd)