“Harus ada ahli gizi di setiap SPPG agar sumber potensi sumber daya lokal dan kesukaan serta kebiasaan masyarakat lokal dapat diakomodir, jika diinginkan,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa wacana menu belalang dan ulat sagu pun menyesuaikan setelah mengetahui adanya daerah-daerah tertentu yang terbiasa mengonsumsi serangga sebagai sumber protein. Sehingga, kata Dadan, tak bisa menyimpulkan bahwa semua menu yang dihidangkan ke seluruh siswa akan ditambahkan serangga sebagai makanan.
Menurutnya, instansinya akan mengakomodir kebutuhan makanan masyarakat lokal dan menyesuaikannya dalam menu yang disajikan. “Harapannya kebiasaan masyarakat lokal dapat diakomodir, jika diinginkan. Saya tahu ada daearah-daerah tertentu yang biasa makan serangga sebagai sumber protein,” pungkas Dadan. (*)