Semula, DI, orang tua salah satu siswa MAN 1 Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mengira sang anak hanya masuk angin. Sebab, dia mual, muntah, dan pusing. Tapi, informasi dari grup WhatsApp kelas menunjukkan banyak siswa lain yang bergejala serupa. Atas rekomendasi sekolah, DI membawa anaknya ke rumah sakit.
”Setelah dicek, katanya ini dugaan dari makanan bergizi gratis (MBG). Anaknya juga bilang baru terasa tidak enak badan saat sore, setelah makan siang di sekolah,” papar DI yang meminta nama lengkap dirinya dan identitas sang anak tak ditulis, Senin (21/4) malam.
Baca Juga: Pegawai RSJ Kalbar di Singkawang Disiram Air Keras oleh Orang Tak Dikenal, Begini Kronologinya
Total ada 21 pelajar MAN 1 Cianjur yang harus dilarikan ke dua rumah sakit, RSUD Sayang dan RS Bhayangkara, karena dugaan keracunan MBG pada Senin. Menu yang disantap sekitar 800 siswa MAN 1 pada Senin siang itu mi, ayam suwir, dan semangka. Korbannya bahkan tak cuma dari satu sekolah.
Selasa (22/4) pagi sampai siang pukul 12.00, di RSUD Sayang, Cianjur, tercatat 14 pelajar dari dua sekolah juga dirawat karena dugaan keracunan menu MBG. Sebanyak 13 di antaranya dari SMP PGRI 1 Cianjur dan seorang lagi dari MAN 1 Cianjur. Kedua sekolah itu berada dalam satu kecamatan yang sama, yaitu Kecamatan Cianjur.
”Tadi siang (kemarin siang) sudah pulang yang 35 siswa. Sampai pukul 12.00 WIB, 14 murid masuk lagi dari SMP PGRI 1 Cianjur dan MAN 1 Cianjur,” ungkap Dirut RSUD Sayang Irvan Nur Fauzy.
Dari seluruh pelajar yang mengalami keracunan, saat ini masih terbilang gejala ringan dan tengah dilakukan observasi oleh pihak rumah sakit. ”Tapi, nanti kita update lagi informasi terbaru untuk kondisi yang masuk dari pagi sampai siang (kemarin),” tuturnya.
Sudah Berkali-kali Terjadi
Sejak MBG diluncurkan pada 6 Januari, sudah berkali-kali kasus keracunan terjadi di berbagai daerah lintas provinsi. Kepala MAN 1 Cianjur Erma Sopiah mengatakan, pihaknya sedang mendata jumlah korban.
”Kalau dugaan keracunan kami belum tahu pasti, tapi tadi ada pihak SPPG membawa sampel makanannya untuk pemeriksaan. Memang dugaan dari MBG, tapi kami menunggu hasil pemeriksaan,” jelasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya menyampaikan, pihaknya telah menerima laporan dugaan keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa MAN 1 Cianjur. Pendataan jumlah korban yang dirawat di berbagai fasilitas kesehatan masih dilakukan.
Terkait dugaan penyebab keracunan, dinas kesehatan telah mengambil sampel makanan serta muntahan siswa untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. ”Saat ini kami masih menunggu hasil laboratoriumnya, apakah sumbernya dari makanan bergizi gratis atau dari makanan lain,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari, Cianjur, Fahri Zulfikar Lubis menjelaskan bahwa proses pengolahan makanan dilakukan dengan pengawasan ketat sejak tahap awal. Bahan baku dicuci bersih, diolah sesuai prosedur standar, lalu dikemas dan didistribusikan ke sekolah-sekolah, termasuk MAN 1 Cianjur.
Fahri menjelaskan, proses memasak untuk sekolah dasar dimulai sejak pukul 02.00, disusul pengemasan yang selesai pukul 08.00, dan distribusi dilakukan sesudahnya. Khusus untuk MAN 1, makanan dimasak pukul 07.00, didiamkan (resting) selama satu jam, dikemas pukul 09.00 WIB, dan tiba di sekolah sekitar pukul 11.00 WIB.