”Sampel makanan memang kami simpan sesuai standar sebagai antisipasi jika terjadi kejadian seperti ini. Kami juga mencatat siswa yang tidak mengonsumsi MBG dan yang masih memiliki sisa makanan,” katanya.
Buntut insiden ini, Fahri menginformasikan bahwa dapur di Kecamatan Cianjur menghentikan produksi MBG. ”Sampai masalah ini selesai kami tidak akan dulu produksi,” ujarnya.
BGN Tingkatkan Pengawasan
Kejadian di Cianjur mendapat perhatian Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penanggung jawab MBG. Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan, pihaknya tengah melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah keracunan massal itu akibat menu MBG atau bukan.
”Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami” ujarnya, kemarin.
Sebagaimana Dinas Kesehatan Cianjur, Dadan juga masih menunggu hasil laboratorium. Saat ini sampel MBG yang dimasak Senin (21/4) telah dikirimkan ke Labkesda Jawa Barat. Hasilnya akan keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan.
Sebagai langkah preventif, BGN telah meningkatkan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG. Selain itu, pihaknya mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital. Penyedia MBG juga diberi pelatihan untuk meningkatkan keamanan pangan yang dihasilkan. (rbi/kim/lyn/mia/ttg)