PROKAL.CO, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah menjadi sorotan tajam publik setelah 14 mantan karyawan Lion Air dikabarkan bergabung ke jajaran manajemen maskapai pelat merah tersebut.
Keempat belas orang ini diduga menempati posisi strategis seperti CEO Office Specialist hingga staf protokol direktur, dengan total gaji yang mencapai hampir Rp975 juta per bulan.
Baca Juga: Temui Pelajar Kaltara di Makassar, Wagub Ingkong Tegaskan Dukungan Terhadap Pendidikan
Langkah kontroversial ini disebut sebagai inisiatif CEO baru Garuda, Wamildan Tsani Panjaitan, untuk memperkuat tim operasional.
Namun, alih-alih disambut positif, keputusan tersebut justru memicu gelombang protes dari serikat pekerja di internal Garuda, seperti Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda (SEKARGA), dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).
Serikat Protes, Transparansi Dipertanyakan
Para perwakilan serikat menyayangkan proses perekrutan yang dinilai tidak melalui mekanisme seleksi internal. Mereka mempertanyakan dasar pengambilan keputusan yang dianggap tertutup dan tidak melibatkan karyawan lama.
Bahkan, buntut dari kisruh ini berdampak pada anjloknya harga saham Garuda ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan keresahan investor terhadap stabilitas internal perusahaan.
Baca Juga: Warga Miskin Masih Puluhan Ribu Orang, Target Pemkab Kotim Hingga 2029 Sisa 1 Persen
“Apakah langkah ini murni untuk kepentingan perusahaan atau ada kepentingan lain di baliknya?” ujar salah satu perwakilan serikat yang menolak disebutkan namanya.
Manajemen Membantah Isu Nepotisme
Menanggapi kritik tersebut, manajemen Garuda menegaskan bahwa proses rekrutmen telah mengikuti prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan termasuk dalam skema pro-hire yang mengacu pada standar industri. Wamildan sendiri membantah tudingan bahwa dirinya membawa “rombongan Lion Air” ke Garuda.
“Mereka adalah tenaga profesional dari berbagai latar belakang, bukan hanya dari Lion,” tegas Wamildan.
Ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari percepatan transformasi dan penguatan operasional Garuda yang sedang berupaya bangkit pasca restrukturisasi besar-besaran.
Baca Juga: Jadwal Pilkada Diubah, Masa Jabatan Wali Kota Samarinda Bisa Diperpanjang
Krisis Kepercayaan Masih Membayangi
Meski demikian, ketegangan belum mereda. Serikat pekerja tetap menuntut agar 14 eks Lion Air tersebut dinonaktifkan sementara hingga ada proses evaluasi yang terbuka dan adil.