TENGGARONG – Sebagai wilayah yang kaya akan Sumber Daya Mineral. Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang juga menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) masih berupaya untuk menjadi wilayah berdaulat. Tanpa ada ketergantungan dengan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui tersebut. Salah satu upaya pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota untuk mewujudkan ini adalah menggenjot sektor pertanian.
Hal ini diungkapkan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik saat berkunjung ke Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Senin (12/2). Tepatnya di green house KTNA dan KWT Kecamatan Tenggarong di Waduk Panji Sukarame. Untuk melihat langsung melon varietas golden KI hasil budidaya mereka bersama para pejabat Kukar. Serta menyaksikan nota kesepahaman antar Pemprov Kaltim, Pemkab Kukar dan Bankaltimtara terkait program Kredit Kukar Idaman (KKI).
Baca Juga: Tergambar Rekonstruksi, Tak Hanya SW dan RJ, Jasad VD Juga Diduga Dilecehkan
“Sampai saat ini sayur maupun keperluan pangan masih bergantung dengan luar daerah. Kaltim, khususnya di Kukar ini memiliki banyak kawasan pertanian. Dan meski ada yang bilang banyak lahan tidurnya, itu salah. Orangnya yang tidur, jadi kita di pemerintah harus membangunkannya dengan memberi stimulant seperti bantuan,” ungkap Akmal.
Terbukti kayanya Kaltim akan minyak dan gas (Migas). Akmal mengibaratkan kekayaan ini sebagai “Barang Tuhan Bagi Rata”, yang jika disingkat menjadi Batu Bara. Berarti, adalah anugerah yang bisa habis jika pengelolaannya tidak tepat. Untuk itu, sektor pertanian tengah didorong pemerintah se-Kaltim. Yakni dengan memberi stimulan seperti pemberian modal, hingga pelatihan keterampilan dan fasilitasi terhadap petani.
“Memang persoalan yang dihadapi juga berada di pemasaran produk petani. Untuk itu saya minta kolaborasi, karena kasian jika petani kita dorong untuk produksi, tapi pemasaran tidak kuat. Yang dilakukan Pemkab Kukar ini sudah menjadi langkah yang bagus,” tutup Akmal.
Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengatakan bahwa sektor pertanian terus didorong. Selain penguatan petani, juga penyediaan modal melalui program KKI. Yang kini hadir untuk petani, peternak hingga nelayan yang ada di Kukar. Dan dikuatkan dengan kerjasama antar Pemprov Kaltim dan Bankaltimtara. Serta memberi pemahaman agar masyarakat tidak berkegantungan dengan tengkulak.
“Jadi saya berharap konsistensi saja. Karena catatan kami ada miskomunikasi kepada masyarakat, jadi perlu dioptimalkan saja sosialisasinya ke 20 kecamatan Kukar,” tegas Edi. (moe)