• Senin, 22 Desember 2025

Sekda Balikpapan Paparkan Jawaban Atas Pandangan Umum Fraksi Soal Raperda RPIK

Photo Author
- Rabu, 20 November 2024 | 15:20 WIB

PROKAL.CO, BALIKPAPAN – Rapat Paripurna DPRD Balikpapan ke-28 Masa Sidang I Tahun 2024/2025 berlangsung Rabu, (20/11). Ada beberapa agenda sekaligus. Salah satunya penyampaian jawaban wali kota terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi atas raperda tentang rencana pembangunan industri kota (RPIK) Balikpapan.

Rapat yang berlokasi di Gedung Parkir Klandasan ini diikuti oleh seluruh unsur pimpinan DPRD Balikpapan. Sementara Pemkot Balikpapan diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Muhaimin.

Dalam kesempatan tersebut, Muhaimin menyampaikan saat ini terdapat 98 unit industri kategori besar dan sedang aktif beroperasi di Kota Beriman. Khusus klaster industri kecil menengah (IKM) makanan dan minuman mengambil porsi terbesar 44,9 persen dari total IKM yang ada di Balikpapan.

Selanjutnya industri pakaian 12,08 persen dan selebihnya kelompok industri lainnya. “Salah satu urgensi menghadirkan RPIK adalah pengembangan industri terdiversifikasi melalui strategi hilirisasi komoditas nonmigas,” katanya.

Pemkot Balikpapan sangat sependapat dengan pemandangan umum Fraksi Gabungan PKS dan PPP, serta Fraksi Gabungan PKB, Hanura, dan Demokrat. Bahwa kebutuhan diversifikasi produk industri melalui potensi sumber daya baru dan terbarukan.

Semangat strategi prioritas agar terjadi transformasi aktivitas industri yang mengandalkan komunitas terbarukan secara konkrit terwujud pada sejumlah sektor prioritas. Seperti industri pangan yang mengandalkan komoditas perikanan, pertanian, dan perkebunan.

Kemudian industri aneka manfaat hasil hutan juga berpeluang bagi pelaku industri furniture, perkebunan, dan hulu agro yang diharapkan terjadi diversifikasi industri. Serta industri dari energi alternatif berbahan dasar minyak nabati.

“Melalui RPIK yang dicanangkan saat ini melahirkan rangkaian kebijakan pemerintah yang berdampak pada beragam produk industri,” sebutnya. Urgensi lainnya terhadap kehadiran RPIK terkait posisi Balikpapan sebagai mitra IKN.

Seperti yang menjadi perhatian Fraksi NasDem dan Fraksi Gabungan PKS dan PPP dalam dokumen RPIK Balikpapan telah diuraikan strategi. Sebagai bentuk mendukung dan memfasilitasi perkembangan IKN melalui koordinasi pembangunan infrastruktur logistik.

Misalnya jalan, pelabuhan, dan kawasan industri. “Pembangunan industri prioritas industri pangan dan industri hulu agro sebenarnya disiapkan untuk strategi menopang IKN,” ujarnya.

Dia mengakui, lonjakan penduduk akibat perkembangan aktivitas IKN akan diiringi dengan kebutuhan pangan dan rumah tangga lainnya. Lewat geliat industri pangan dan industri hulu agro, harapannya kebutuhan pangan di kawasan IKN dapat terpenuhi.

“Industri pangan yang cukup kuat di Balikpapan saat ini industri pengolahan tepung dan produk turunannya populasi 393 unit IKM data DPMPTSP per Oktober 2024,” tuturnya.

Industri ini kuat karena melihat pasokan bahan baku yang berasal dari Balikpapan saja hampir 14 ribu ton per tahun sejak 2020. Selain itu, industri pengolahan minyak nabati dan produk aplikasinya juga bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan kawasan IKN.

Aktivitas perusahaan pengelolaan sawit di Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Kariangau turut diharapkan mampu menopang kebutuhan rumah tangga IKN. “Industri tahu tempe yang menjadi karakteristik Sentra Industri Kecil Somber (SIKS).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X