“Penguatan eksistensi kawasan industri Somber dan Teritip yang dominasi oleh industri kecil menghasilkan produk pangan menjadi bagian strategi pengembangan wilayah industri dalam RPIK,” sebutnya.
Harapannya industri ini bisa bekerja secara masif menguatkan industri Balikpapan yang tangguh dan andalan dalam pengembangan kawasan IKN. Terkait daya saing industri secara umum, Pemkot Balikpapan sependapat dengan Fraksi Golkar, Fraksi PDIP, dan Fraksi Gabungan PKS dan PPP.
“Bahwa daya dukung industri Balikpapan perlu penguatan secara serius,” imbuhnya. Misi kehadiran RPIK membuat Balikpapan tak lagi bergantung pada industri minyak dan sumber daya tidak terbarukan.
Menurutnya tantangan yang dihadapi menggali upaya hilirisasi dari komunitas terbarukan dan pemenuhan sarana prasarana yang relevan. “Saat ini peluang dari produk turunan karet dan rencana investasi pembangunan pabrik karet di KPI Kariangau,” ujarnya.
Hasil kajian DPMPTSP Kaltim pada 2023, produksi perkebunan karet sebenarnya relatif besar di Balikpapan dan tambahan dari daerah sekitar penghasil karet. Seperti Paser, Kutai Kartanegara, dan Kutai Barat yang mendominasi produksi karet secara regional.
Selama ini, komoditas karet paska panen banyak dikirim ke luar daerah seperti Kalsel untuk dikelola menjadi produk barang. “Pembangunan pabrik karet di KPI Kariangau akan menjadi pabrik karet pertama di Kaltim yang memiliki kapasitas menyerap bahan baku secara optimal,” ujarnya.
Termasuk produk turunan karet yang fungsional bagi lapangan usaha lainnya. Seperti industri otomotif, kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga pengolahan karet menjadi salah satu kelompok industri prioritas dalam sektor industri aneka yang ada di RPIK. (din49)
