• Senin, 22 Desember 2025

Pakar Komunikasi Politik Unair: Debat Calon Presiden Belum Capai Tujuan Maksimal

Photo Author
Indra Zakaria
- Senin, 5 Februari 2024 | 20:08 WIB
Debat Capres kelima, Minggu (4/2) malam.
Debat Capres kelima, Minggu (4/2) malam.

RANGKAIAN debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berakhir tadi malam. Dari empat seri yang dia saksikan sebelumnya, pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo menilai belum mencapai tujuan maksimal.

Menurut dia, debat seharusnya berfungsi sebagai panggung untuk mempresentasikan visi dan misi para kandidat. ”Seharusnya lebih banyak bicara soal substansi. Daripada banyak gimmick tidak penting,” tutur Suko. Dalam pandangannya, lebih banyak klaim yang disampaikan sepihak tanpa adanya argumentasi yang presisi. Itu berdampak terhadap kurangnya informasi utuh dan terukur yang didapatkan masyarakat.

Baca Juga: Sudah 3 Kali Langgar Kode Etik, Ketua KPU Dinilai Layak Diberhentikan..!!

Dosen Ilmu Komunikasi Unair tersebut menerangkan, bahwa meski belum maksimal, terdapat beberapa temuan menarik selama debat berlangsung. Dari pasangan calon (paslon) 01 didapatkan pengembangan konseptual yang sangat bagus. Mereka meletakkan dasar bagi publik untuk berpikir. Selain itu, paslon 01 juga membawa ide-ide segar selama melangsungkan perdebatan. Gagasan-gagasan baru tersebut tentu saja disukai oleh golongan terpelajar. ”Tapi, diksinya terlalu elitis,’’ terang Suko mengenai kekurangan dari paslon 01.

Dari paslon 02, menurut Suko, mereka berposisi sebagai petahana. Sayangnya, dalam posisi tersebut, paslon 02 kurang cakap dalam mengungkapkan data keunggulan sehingga terasa kering informasi. ”Hanya ada klaim-klaim atau pernyataan. Tapi, kurang dilengkapi argumentasi,’’ papar Suko. Sementara itu, paslon 03 merupakan kombinasi yang empiris antara data lapangan dan konseptual yang matang. ”Bagus tapi agak tanggung posisinya. Sebab, cawapres-nya menjadi bagian dari petahana (sebelum akhirnya mundur, Red), namun visi-misi yang dibawa justru mengarah pada perubahan,” katanya.

Suko berpendapat, bahwa debat selama ini telah mendapatkan atensi yang besar dari masyarakat. Fenomena itu disebabkan masifnya perkembangan media digital.

”Jadi, pengaruhnya lebih kuat dibandingkan pemilu sebelumnya,’’ terangnya.  Meski membawa dampak yang masif, Suko menggarisbawahi bahwa konsep debat cenderung digemari kalangan terpelajar. Sementara, masyarakat awam memiliki kecenderungan untuk dipengaruhi oleh aktor politik yang bergerak di lapangan.

Sementara itu, pakar komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Ana Sabhana Azmy mengatakan, dalam segi komunikasi politik, ketiga pasangan calon dalam debat terakhir tadi malam lebih lugas dalam menyampaikan gagasan. Serta, melakukan elaborasi data lebih baik dari debat sebelum-sebelumnya.

”Tapi, setiap debat tentu ada kekurangannya,’’ paparnya. Menurut dia, salah satu kekurangannya adalah belum terlihat potensi keberhasilan dari setiap program atau gagasan yang dipaparkan setiap paslon. ”Bisa jadi ini karena debat yang hanya hitungan jam,’’ urainya.

Yang juga penting, lanjut dia, apakah dari rangkaian debat kali ini masyarakat telah mendapatkan literasi atau pendidikan politik dengan baik menjelang pemilihan presiden. ”Itu pertanyaannya,’’ ucapnya. (leh/idr/lyn/c6/ttg/jpg/riz/k15)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bupati Kukar Aulia Rahman Gabung Partai Gerindra

Senin, 24 November 2025 | 09:59 WIB
X