BONTANG – Munculnya nama Sutomo Jabir yang akan ikut bertarung di Pilkada Bontang membuat posisi petahana rawan. Pasalnya, Basri Rase dan Sutomo memiliki perahu parpol yang sama, yakni PKB.
Ketua Pusat Hubungan Masyarakat (PHM) Udin Mulyono mengambil langkah alternatif. Terhadap opsi jika Basri-Najirah, bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang dijagokan tidak mendapat tiket melalui jalur partai.
“Kami kumpulkan KTP. Sebagai Langkah antisipasi. Jika tidak melalui parpol maka bisa tempuh jalur independen,” kata Udin.
Ia mengeklaim kurun sepekan ini sudah mendapatkan 10 ribu. Artinya, sisa sedikit lagi sesuai ketentuan jalur independen, yakni 13.160 lembar KTP. Perkiraannya dalam sisa waktu dua pekan, persyaratan itu bisa dikantongi. Langkah ini selaras dengan keputusan PHM yang menjagokan Basri-Najirah. Keinginan ini sudah disampaikan sebelumnya kepada Basri Rase.
“Secara lisan sudah kami sampaikan. Direstui atau tidak kami tetap jalan,” ucapnya.
Inisiatif ini diambil jangan sampai partai akhirnya tidak memberikan rekomendasi. Menurutnya, janji politik Basri-Najirah sudah terpenuhi selama kepemimpinan mereka.
Sementara, Sekretaris DPC PKB Bontang Firman mengatakan, pada dasarnya DPC tegak lurus terhadap arahan DPP. Bahkan sejauh ini, masih mengacu juknis terkait pengusungan di pilwali. Terkait dengan langkah yang diambil relawan itu merupakan hak mereka.
“Tidak ada sangkut pautnya. Kami semalam (dua hari lalu) mengikuti arahan sekjen DPP bahwasanya kader terbaik tetap diprioritaskan,” tutur dia.
Pasalnya, kader terbaik itu akan menunjang program partai. Dalam rangka suksesi pileg, pilkada, dan pilpres selanjutnya. DPC PKB pun masih membuka penjaringan hingga 25 April mendatang. Disinggung mengenai munculnya nama Sutomo Jabir. Ia menyerahkan keputusan final di DPP.
“Nanti ada uji UKK. Dari situ, DPP bisa melihat prestasi kader terbaik. Termasuk Sutomo Jabir,” ungkapnya.
Ia juga membantah ada keretakan di internal partai. Pada intinya, PKB tetap butuh koalisi dengan partai lain. DPP pun masih melihat peta politik di daerah. Sementara, Ketua DPC PDI Perjuangan Maming tidak mau masuk dalam ranah yang ditempuh PHM.
“Pastinya partai kami masih membuka pintu kepada siapa pun. Termasuk Najirah,” sebutnya.
Dipandangnya isu ini masih sebatas pernyataan dari segelintir pihak. Pada dasarnya, PDI Perjuangan masih bersama dengan Basri-Najirah dalam periode kepemimpinan saat ini. Terkait pilwali juga masih menunggu rekomendasi dari DPP. Kendati saat ini tahapan penjaringan sudah dibuka oleh parpol berlambang kepala banteng moncong putih tersebut. (ak/rdh/k15)