PROKAL.CO, SAMARINDA – Ketua Forum Persaudaraan Muslim Kalimantan Timur (FPMKT), Rasyid Ridla yang juga berprofesi sebagai pengacara, memberikan tanggapan tegas terkait penggunaan narasi “politik dinasti” yang diarahkan kepada salah satu pasangan calon (paslon).
Menurutnya, narasi tersebut tidak relevan dan hanya digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan kesan negatif serta upaya membunuh karakter calon pemimpin yang diusung.
Rasyid menjelaskan, prinsip demokrasi dan hak asasi manusia memberikan hak politik yang sama kepada setiap warga negara.
“Tidak ada alasan seseorang harus dilarang maju sebagai calon pemimpin hanya karena ada keluarganya yang telah lebih dulu menjadi pemimpin. Setiap orang memiliki hak politiknya masing-masing, dan seharusnya tidak ada diskriminasi dalam hal ini,” jelas Rasyid.
Lebih lanjut, Rasyid menekankan bahwa yang seharusnya menjadi fokus utama dalam pemilihan adalah kapasitas kepemimpinan dan kualitas program yang ditawarkan.
“Narasi tentang Politik Dinasti tidak penting untuk dikembangkan. Yang jauh lebih esensial adalah bagaimana para calon pemimpin ini memiliki program unggulan dan strategi nyata yang bisa membawa perubahan positif bagi masyarakat,” tambahnya.
Menurut Rasyid, apabila ada pasangan calon yang kerap mengungkit isu seperti “politik dinasti,” hal itu bisa menjadi tanda bahwa mereka kekurangan program atau gagasan yang konkret.
“Isu-isu murahan semacam ini kadang muncul sebagai pengalihan perhatian. Bahkan, bisa jadi hanya untuk menutupi kegagalan mereka dalam kepemimpinan sebelumnya,” katanya.
Dia menduga, mereka yang mengembangkan isu dinasti politik tersebut adalah mereka yang panik dan sudah kehabisan akal melihat popularitas dan dukungan masyarakat yang kini semakin membesar kepada salah satu paslon.
Baca Juga: Debat Publik Pilgub Kaltim: Isran Noor Soroti Kasus Korupsi di PPU, Pendukung Langsung Panas
Sehingga di tengah kebingunan itu mereka mencari berbagai cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat kepada hal-hal yang tak subtansi namun bisa mempengaruhi persepsi masyarakat.
Oleh sebab itu Rasyid mengajak masyarakat Kalimantan Timur untuk lebih jeli dan fokus pada program yang ditawarkan oleh para kandidat, bukan terjebak pada narasi yang justru tidak substansial.