Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor dan Hadi Mulyadi, menceritakan perjalanan mereka yang hampir gagal maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024.
Pasangan ini nyaris tidak mendapatkan rekomendasi dari partai politik yang memiliki kursi di DPRD Kaltim. Namun, dengan perjuangan gigih, mereka berhasil mendapatkan dukungan dari dua partai politik, yaitu Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, yang memiliki total 11 kursi di DPRD Kaltim.
Baca Juga: Isran Noor: Saya Tidak Pernah Minta Pujian
Cerita ini disampaikan oleh Calon Gubernur Kaltim, Isran Noor, dalam Rapat Koordinasi Daerah Khusus (Rakordasus) DPD Partai Demokrat Kaltim untuk Pilkada Kaltim 2024 di Ballroom Hotel Grand Tjokro Balikpapan, Sabtu (9/11).
“Terima kasih kepada DPP Partai Demokrat yang telah memberikan kesempatan kepada Isran-Hadi untuk maju sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur. Sesuatu yang tidak bisa dibayangkan,” kata Isran dalam sambutannya.
Mantan Ketua DPW Partai Nasdem Kaltim yang kini kembali menjadi kader Partai Demokrat ini menyebut bahwa perjuangannya bersama Hadi Mulyadi untuk maju dalam Pilgub Kaltim adalah sebuah hal yang menarik dan bisa menjadi topik disertasi.
“Ini sejarah penting, kalau ditulis menjadi sebuah topik atau judul disertasi, ada 3 sampai 7 topik disertasi yang bisa diselesaikan. Itulah ciri khas dunia politik di Indonesia. Saya tidak mau cerita, tapi itu fakta yang kami alami,” katanya.
Gubernur Kaltim periode 2018-2023 ini juga menyebut bahwa jika tidak bisa maju dalam Pilgub Kaltim karena tidak mendapat rekomendasi partai politik, dirinya akan berjuang melalui jalur lain. Terlebih jika Pilgub Kaltim hanya diikuti oleh satu pasangan calon. “Kalau saya enggak repot-repot, benar. Mau dicalonkan atau tidak dicalonkan, tapi saya punya cara lain. Kalau pun habis partai diborong, kotak kosong yang kita perkuat. Kita bisa habis-habisan,” tegasnya.
Namun, takdir berkata lain. Isran Noor dan Hadi Mulyadi akhirnya bisa maju pada Pilgub Kaltim 2024 dengan mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat yang memiliki 2 kursi di DPRD Kaltim dan PDIP Perjuangan yang memiliki 9 kursi.
Dengan total 11 kursi, syarat untuk maju sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpenuhi. “Dalam hal mengejar kekuasaan, ada yang mengatakan boleh menggunakan segala cara. Tapi jangan salah-salah. Boleh menggunakan segala cara, tapi tidak semua cara bisa berhasil,” pesan Isran.
Calon Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, dalam sambutannya menceritakan lebih lugas perjuangannya bersama Isran Noor untuk mendapatkan rekomendasi dari Partai Demokrat. Jika tidak mendapatkan rekomendasi Partai Demokrat, kerja keras mereka untuk maju dalam Pilgub Kaltim akan kandas karena hanya memiliki 9 kursi dari PDI Perjuangan, masih kurang 2 kursi dari Partai Demokrat.
“Pak Irwan Fecho menjadi saksi. Betapa mereka mengintimidasi, mengancam, dan mengintervensi agar Isran-Hadi tidak maju di Kalimantan Timur. Bahkan sudah menyampaikan di media bahwa Pilgub di Kaltim akan melawan kotak kosong. Tetapi kami berterima kasih kepada Partai Demokrat,” katanya.
Ketua DPW Partai Gelora Kaltim ini juga mengungkapkan upaya untuk menjegalnya agar bisa maju dalam Pilgub Kaltim bersama Isran Noor juga dilakukan melalui lobi kepada DPP Partai Demokrat. Mereka mencoba mengimingi petinggi di Partai Demokrat untuk tidak memberikan rekomendasi kepada pasangan calon Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: prokal.co