Dua pekan jelang pemungutan suara, sejumlah hasil survei kembali marak beredar. Beragam potret opini publik terpampang dalam angka-angka elektabilitas atau tingkap penerimaan masyarakat terhadap calon di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim. Perbedaan analisis dari masing-masing lembaga survei pun kembali mencuat.
Baca Juga: Survei Poltracking di Pilkada Kaltim 2024, Isran Noor-Hadi Mulyadi Unggul dari Rudy Mas'ud-Seno Aji
Di balik gemerlapnya data yang hadir, Ketua Tim Pemenangan Isran Noor - Hadi Mulyadi, Iswan Priady, menilai hal itu hanya sebagai tolok ukur sejauh mana kerja politik tim bekerja memenangkan pasangan calon (paslon) yang mereka usung.
“Kami tidak terlena, tetap menjaga momentum dengan kerja-kerja di lapangan,” ungkapnya dalam konferensi pers yang digelar di Sekretariat Pemenangan Isran-Hadi, Jumat Sore, 15 November 2024. Meski di salah satu survei Isran-Hadi dinyatakan tertinggal, di hasil survei lain paslon nomor urut 1 ini justru unggul. Salah satunya survei yang dirilis lembaga survey yang terpercaya, Poltracking.
Dari survei yang melibatkan 1.400 responden di 10 kabupaten/kota se-Kaltim itu, Isran Noor menjadi yang paling populer di mata pemilih. Persentasenya sebesar 78,4 persen. Sementara akseptabilitas atau tingkat disukainya berada di angka 65,1 persen.
Baca Juga: Karena Alasan Ini, KPU Balikpapan Pertimbangkan Lokasi Debat Ketiga di Luar Balikpapan
Untuk Hadi Mulyadi, calon wakil gubernur yang mendampingi Isran, punya popularitas sebesar 62,2 persen dengan akseptabilitas 51,4 persen. Angka popularitas dan akseptabilitas Hadi bahkan masih lebih unggul ketimbang calon gubernur lawan, Rudy Masud yang memiliki persentase popularitas 60,4 persen dan akseptabilitas 47,9 persen.
Pasangan Rudy, Seno Aji, bahkan belum menyentuh angka 50 persen. Popularitas dan akseptabilitas Seno sebesar 48,6 persen dan 37,9 persen. Kembali ke Iswan. Tim pemenangan Isran-Hadi, sebut dia, tidak menunjuk Poltracking sebagai konsultan.
Namun dia menegaskan, hasil survei Poltracking itu hanyalah sekadar rujukan bagi tim dalam mengoptimalkan kerja-kerja politik jelang hari pemungutan suara pada 27 November mendatang. “Bukan legitimasi elektoral. Hanya alat bantu strategis,” ucapnya.
Pada Pemilihan Presiden 2024 Februari lalu, hasil survei Poltracking-lah yang paling mendekati angka hitung dari KPU RI. Hal itu menjadi alasan mereka memilih memanfaatkan hasil survei yang dirilis Poltracking.
“Kami tetap menjaga momentum yang ada dan memastikan demokrasi di Kaltim berjalan bersih tanpa kecurangan atau politik uang,” katanya dengan tegas.
Tim pemenangan pun sudah menyiapkan sejumlah saksi yang akan ditugaskan mengawal hasil pemungutan suara di lapangan nantinya. Per TPS, kata Iswan, ada dua saksi yang disiapkan. Plus satu koordinator yang membantu kerja para saksi di TPS. (*)