JAKARTA– PBSI memetik pelajaran berharga dari kejadian yang menimpa tim bulu tangkis Indonesia di ajang All England 2021. Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna menyatakan, pihaknya berjanji melakukan mitigasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Salah satunya dengan memasukkan opsi menyewa pesawat saat keberangkatan ke turnamen berikutnya. Sebagaimana diketahui, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dkk dipaksa mundur dari turnamen level super 1.000 itu karena harus menjalani isolasi mandiri. Sebab, mereka berada satu pesawat dengan penumpang yang dinyatakan positif Covid-19.
Pria yang juga menjadi ketua BPK RI itu berpesan kepada seluruh insan di PBSI, agar tetap solid. Agung juga langsung menemui para atlet pada malam harinya melalui virtual. Agung memahami kondisi ini merupakan hal yang sangat tidak mengenakkan. Tapi, ada hikmah yang bisa dipetik. "Betapa teman-teman di sana mendapat dukungan hampir semua media dan sebagian besar masyarakat Indonesia," papar Agung.
Dukungan bukan hanya datang dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Tapi juga dari negara lain. Presiden BAC (Badminton Asia Confederation) Anton Subowo mengatakan, kalau dia mendapat surat resmi dari federasi bulu tangkis Tiongkok. Tim Negeri Tirai Bambu itu ikut kecewa sekali dengan kejadian ini. Dan pada prinsipnya, menurut keterangan Anton, Tiongkok berdiri pada posisi mendukung Indonesia.
Kekecewaan dari pemain masih ditampakkan di media sosial. Marcus Fernaldi Gideon masih sangat kecewa terkait tidak adil dan transparannya pihak penyelenggara dan BWF. "Adil dan transparan? yang positif di pesawat saja tidak dikasih tahu seat berapa. Yang kemarin atlet tujuh positif, boleh retest di kamar masing-masing. Tiba-tiba negatif semua," tulisnya di Instastory, kemarin.
Pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo itu menambahkan, semua yang di lapangan sudah kontak dengan atlet Indonesia. Termasuk tujuh atlet yang dinyatakan positif. "Kemarin karantina semua kalau mau adil dan transparan," kecamnya. (raf/bas/jpg/tom/k8)