ALIH kepemilikan Chelsea adalah urusan para petinggi klub. Bagi tim, tugas mereka adalah memberikan hasil terbaik di lapangan. Seolah tidak terpengaruh dengan keputusan Roman Abramovich menjual kepemilikannya di Chelsea, skuad Thomas Tuchel berhasil lolos ke perempat final Piala FA setelah mengalahkan Luton Town FC 3-2 di Kenilworth Road (3/3).
Ketika Abramovich merilis pernyataan lepas dari pengelolaan Chelsea, Cesar Azpilicueta dkk harus takluk oleh Liverpool FC lewat adu penalti dalam perebutan juara Piala Liga (28/2). Hal itulah yang dikhawatirkan terulang saat menghadapi Luton Town.
Apalagi, Tuchel memainkan skema ”sekenanya”. Terkesan eksperimental. Seperti menempatkan gelandang Ruben Loftus-Cheek sebagai bek tengah dan winger Kenedy sebagai wingback kiri. Tuchel memang tidak punya banyak pilihan karena beberapa pemain pilihan reguler juga harus istirahat karena kelelahan di final Piala Liga seperti duet pivot, N’Golo Kante dan Mateo Kovacic, serta false nine Kai Havertz.
Dalam situasi yang tidak ideal itulah, Chelsea beruntung karena pemain mereka yang masuk kategori flop tampil moncer. Gelandang Saul Niguez yang selalu jadi pilihan keempat di sektor pivot mencetak gol pertamanya bagi Chelsea. Romelu Lukaku yang paceklik gol di Premier League dan Liga Champions tahun ini berhasil mencatatkan namanya di papan skor.
Yang paling moncer adalah Timo Werner. Striker yang dijustifikasi flop sejak bergabung dengan Chelsea itu tampil sebagai man of the match. Turbo Timo mencetak satu gol dan memberikan umpan gol untuk Saul dan Lukaku. ”Ketika saya membuat statistik itu (1 gol dan 2 umpan gol, Red), Chelsea hanya bermain seri (3-3 kontra Southampton FC dua musim lalu, Red). Jadi, yang sekarang lebih spesial,” tutur Werner kepada Football London. (io/c17/dns)