JAKARTA - Ketahanan fisik menjadi perhatian bagi Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Hal itu terlihat ketika duo berakronim ReLis itu takluk dari ganda Korea Selatan Kim Won Ho/Jeong Na Eun (21-5, 21-14). Mereka takluk pada semifinal German Open yang berlangsung di Westenergie Sporthalle, Minggu dini hari (3/3). Fisik yang berkurang sudah terlihat sejak game pertama. Lawan langsung tancap gas. Di game kedua, kedudukan sempat ketat dengan 13-15. Namun, lagi-lagi perbedaan fisik dan taktik terlihat. Ketika ReLis hanya sanggup menambah poin menjadi 14, Kim/Jeong menambah enam angka untuk memastikan kemenangan. Basri Yusuf selaku bagian Sport Science tim Ad Hoc mengaku belum mendapat update bagaimana kondisi ReLis saat pertandingan kontra Kim/Jeung.
Melihat statistik, ReLis selalu menghadapi pertandingan yang cukup sulit di German Open. Di antaranya menaklukkan Adam Hall/Julie Machperson (22-20, 21-9) di babak 32 besar, lalu menundukkan duet Australia Kenneth Zhe Hooi Cho/Gronya Somerville (21-14, 21-11) di babak 16 besar, dan mengandaskan perlawanan duo Malaysia Goh Soo Huat/Lai Shevon Jemie (21-19, 28-26), di perempatfinal.
Namun, ada satu yang disyukurinya dari hasil di German Open secara keseluruhan. Yakni, penambahan poin bagi ReLis. "Karena sampai babak semifinal akan ada penambahan poin untuk Olimpiade," kata Basri kepada Jawa Pos kemarin.
Sejauh ini, ReLis disebutnya menjadi ganda campuran Indonesia yang grafiknya cukup baik ketimbang dua ganda lainnya. Yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang harus gugur di 16 besar dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja terhenti di 32 besar.
Namun, dia tidak menampik kalau kondisi fisik memang harus diperhatikan betul bagi ReLis. Sebab, di French Open pekan ini, peraih medali emas SEA Games Kamboja itu sudah ditunggu unggulan kedua asal Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Secara rekor juga tidak begitu bagus dengan menelan dua kali kekalahan dari dua pertandingan yang sudah dijalani. Terakhir ReLis takluk di babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2023 dua game langsung (14-21, 17-21).
Pelatih ganda campuran Herry Iman Pierngadi dalam beberapa pekan terakhir lebih banyak memberikan materi latihan drive di bola depan. Sebab, menurutnya, cara main ganda campuran lebih banyak untuk fokus di depan. Terutama untuk pemain putri. Bagaimana pancingan bola harus tepat untuk membuat pemain putra yang berada di belakang bisa lebih leluasa menggebuk. "Jadi kita harus banyakin bola-bola seperti itu. Bahasa di kita itu no lob. No lob-nya harus lebih banyak. Ceweknya juga main di depannya lebih banyak," tutur Herry. (raf/bas/jpg/er/k16)