SAMARINDA - Dua pekan sudah para atlet menjalani pemusatan latihan daerah (pelatda) garapan KONI Kaltim di Samarinda. Memasuki bulan puasa tentu saja akan ada perubahan dalam pemberian menu latihan kepada atlet. Untuk itu, pelatih diharapkan menyusun skenario latihan yang efektif selama Ramadan agar atlet tetap bugar sekalipun dalam keadaan puasa.
Terkait hal ini, konsultan teknik KONI Kaltim, Galih Priyambada mengatakan, selama Ramadan, pemberian menu latihan tidak bisa disamakan seperti hari di luar puasa. Untuk itu, penyusunan program selama Ramadan ini harus mempertimbangkan banyak hal.
“Tentu saja dalam kondisi puasa akan ada perubahan skenario terhadap menu latihan atlet. Ada beberapa hal yang harus dihindari agar atlet tetap bisa berlatih maksimal namun tetap berpuasa,” ungkap Galih.
Baca Juga: Warga Sampit Desak Polisi Tangkap Pembalap Liar
Dalam kondisi puasa, Galih memberikan saran terkait waktu ideal untuk berlatih yakni pagi atau sore. “Bisa pagi setelah salat subuh atau sore mendekati waktu berbuka puasa. Terkait intensitas, bisa saja latihan dipadatkan di waktu sore, dalam artian latihannya tetap maksimal dengan intensitas normal. Sehingga atlet tetap mendapatkan manfaat fisik maupun teknik,” ucap dia.
Selain menu latihan yang sesuai, Galih berharap atlet menjaga pola makan dan pola tidur. “Untuk atlet sebenarnya pasti paham kapan mereka harus istirahat. Karena tubuh mereka memang membutuhkan istirahat cukup agar keesokan harinya bisa kembali beraktivitas berat. Mereka perlu 5-7 jam untuk tidur,” papar dia.
Demi menghindari risiko yang tidak diinginkan, Galih melarang atlet berlatih di malam hari. Sebab menurutnya, latihan malam lebih banyak risikonya ketimbang manfaat. “Nah kadang ada cabor yang tidak ingin melewatkan latihan, sehingga memilih latihan malam. Untuk kali ini, saya melarang keras atlet berlatih malam dengan alasan apapun,” tukas dia. (don/er/k16)