Prokal.co, JAKARTA - Kekalahan di babak pertama menandai berakhirnya perjuangan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari di Indonesia Open 2024. Duet ganda campuran Merah Putih itu dipaksa menyerah oleh Yang Po Hsuan/Hu Ling Fang.
Mereka kalah lewat duel rubber game (16-21, 21-18, 17-21) di Istora Senayan, Jakarta, kemarin (5/6). Hasil tersebut lebih buruk daripada raihan di dua turnamen sebelumnya. Ganda berakronim RiPith itu sebelumnya menembus babak semifinal Thailand Open 2024 dan Malaysia Masters 2024.
Nah, di laga kemarin, RiPith sebenarnya punya kans untuk menang. Mereka sempat unggul di awal game ketiga pada kedudukan 8-3, lalu interval 11-10. Setelah itu RiPith malah tertinggal 12-15 hingga akhirnya kalah. Setelah 11 tadi, terutama saya banyak melakukan kesalahan. Saya banyak memberikan kans kepada lawan untuk menyerang," sesal Pitha seusai pertandingan.
Hasil itu sangat disesali oleh mereka. Terutama Rinov yang meluapkan kekecewaannya dengan menangis dan memilih meninggalkan mixed zone. Dia menolak untuk diwawancarai. Sementara itu, Tontowi Ahmad selaku legenda sekaligus mentor ganda campuran di Tim Ad Hoc Road to Paris menilai kekalahan RiPith kali ini sebagai sesuatu yang wajar. Menurut dia, kalah menang itu sudah biasa, termasuk dalam situasi menuju Olimpiade.
Menurut Owi, sapaan akrab Tontowi, yang terpenting adalah persiapan ke depan. Owi memberi contoh apa yang dia dan Liliyana Natsir alami sebelum Olimpiade Rio 2016. Kala itu mereka juga mendapatkan dua hasil minor.
Kalah oleh Kim Astrup/Line Kjaersfeldt di babak kedua Indonesia Open. Lalu takluk di tangan Anders Skaarup Rasmussen/Maiken Fruergaard pada babak pertama Australia Open. Jadi, sebenarnya ini tinggal pembelajaran aja buat menuju Olimpiadenya. Untuk mempersiapkan diri dari segi mental, fisik, dan teknik," tuturnya.
Kegagalan juga dialami Jonatan Christie di tunggal putra. Pebulu tangkis 27 tahun itu mengikuti jejak dua rekannya, Anthony Sinisuka Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo, yang tersisih sehari sebelumnya.
Jojo, sapaan akrab Jonatan, harus mengakui keunggulan pemain Malaysia Leong Jun Hao di babak 32 besar. Pemain jebolan PB Tangkas Jakarta itu kalah 13-21, 21-16, 12-21. Jojo pun mengaku tak puas dengan permainannya. Karena beberapa kali tadi saya seharusnya bisa mengontrol datangnya bola dan kurang tenang untuk mengembangkan permainan saya sendiri," ungkap Jojo.
Kekalahan tersebut membuat Jojo melanjutkan tren negatif. Sebelumnya, di Singapore Open 2024, dia juga langsung terhenti di babak pertama setelah ditaklukkan wakil Taiwan Chou Tien Chen (17-21, 6-21).
Jojo mengaku tak tahu mengapa di dua turnamen krusial jelang Olimpiade Paris 2024 performanya malah memburuk. Saya malah bermain di bawah tekanan, bermain terlalu terburu-buru, bermain terlalu kurang tenang untuk menerapkan strategi saya sendiri," ujarnya.
Irwansyah selaku pelatih kepala tunggal putra menilai kekalahan tiga anak asuhnya di babak pertama akibat tekanan. Tapi, dia enggan menjadikan hal itu sebagai sebuah alasan. Inilah yang saya mau terus dievaluasi dan diperbaiki agar bagus di Olimpiade," tuturnya.
Menurut Irwansyah, permasalahan tersebut semua menyangkut soal mental. Terutama mengenai besarnya tekanan yang ada. Kami punya tim, ada ad hoc juga, psikolog. Ini saya akan diskusi lagi untuk keluar dari tekanan itu," katanya.
Mereka harus terbiasa. Tapi satu, mendekati Olimpiade ini banyak hal yang harus terus buat pemain nyaman pas nanti di Olimpiade. Makanya, Olimpiade ini penting buat mereka agar keluar dari tekanan," imbuh Irwansyah. (drw/raf/c9/bas/jpg/er)