• Senin, 22 Desember 2025

Aaron/Soh Bisa Jadi Pengganjal, Malaysia Incar Emas Perdana

Photo Author
- Selasa, 18 Juni 2024 | 11:57 WIB
Aaron Chia/Soh Wooi Yik
Aaron Chia/Soh Wooi Yik

 

 

 

JAKARTA – Malaysia belum pernah sekali pun meraih medali emas Olimpiade. Termasuk di cabang olahraga badminton. Nah, di edisi Paris 2024 ini, ambisi untuk bisa meraih medali emas kembali dicanangkan. Itulah yang diungkapkan Direktur Kepelatihan Badminton Association of Malaysia (BAM) Rexy Mainaky. ”Kami target Malaysia bisa mendapatkan medali emas pertama karena selama ini kan belum dapat dari sektor mana pun,” ungkap Rexy.

Sektor ganda putra melalui Aaron Chia/Soh Wooi Yik menjadi kandidat yang paling diperhitungkan. Pertama, secara ranking, Aaron/Soh menempati peringkat kelima. Selain itu, Aaron/Soh menjadi pemain di ganda putra yang paling berpengalaman. Sebab, di edisi Tokyo 2020 mereka berhasil meraih medali perunggu. Saat itu keduanya menaklukkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di perebutan peringkat ketiga dengan rubber game (17-21, 21-17, 21-14).

Peraih medali emas Olimpiade Atlanta bersama Ricky Soebagdja itu menyatakan, di multievent seperti Olimpiade, ada banyak faktor yang bisa menjadi penentu kesuksesan. Salah satunya adalah bisa mengatasi tekanan. ”Olympic penuh misteri. Sekarang tinggal melihat siapa yang bisa tahan pressure dan komitmen,” papar kakak Rionny Mainaky tereebut.

Hal ini tentu saja menjadi sinyal ancaman bagi Fajar Alfian/Rian Ardianto. Apalagi, FajRi –sapaan Fajar/Rian– menjadi satu-satunya wakil Merah Putih. Kondisi ini berbeda ketimbang Olimpiade edisi sebelumnya. Saat itu ada Ahsan/Hendra dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Pada edisi 2020, FajRi hanya menjadi sparring partner bagi The Daddies –sebutan Ahsan/Hendra– dan The Minions, julukan Marcus/Kevin. Fajar masih ingat betul momen saat ikut ke Tokyo dengan hanya menjadi sparring partner.

”Kami berangkat bareng-bareng bersama tim Olimpiade lainnya,” kata Fajar. ”Yang membedakan, yang bermain di Olympic masuk ke athlete village. Kami masuk hotel. Itu saya dan Rian merasa sedih. Tapi, kami berkomitmen Olimpiade berikutnya harus bisa bermain,” ceritanya.

Nah, saat ini menjadi momen baginya untuk bisa berlaga di Olimpiade. Fajar menegaskan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. ”Soal hasil, tidak ada yang tahu. Yang penting, kami kerja keras untuk persiapan. Secara mental, optimistis ya pasti. Itu cita-cita semua atlet,” ujarnya.

Terlebih, FajRi sudah bergabung di pelatnas sekitar 10 tahun. Karena itu, tampil di Olimpiade menjadi puncak tertinggi di karier olahraga. Fajar menuturkan, meski hasil yang didapat pada Indonesia Open tidak bagus, dirinya optimistis menatap Olimpiade. Menurut dia, persaingan di ganda putra merata.

”Semua bisa terjadi. Apalagi, dari awal tahun sampai Indonesia Open, yang juara bergantian,” ungkapnya. (raf/c14/bas)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Tags

Rekomendasi

Terkini

X